ESDM: Banyak Investor Berminat Blok Tuna, Tapi Belum Ada yang Serius
Kementerian ESDM menyebut, belum terdapat investor yang menandatangani kontrak pengelolaan Blok Tuna. Meski demikian, banyak investor yang sebenarnya berminta mengelola salah satu wilayah kerja migas yang terletak di Laut Natuna Utara tersebut.
“Blok tuna masih banyak peminatnya, tapi belum ada yang serius mau sampai tanda tangan kontrak ataupun komersialisasi,” kata Tutuka saat ditemui di Kementerian ESDM pada Senin (12/2).
Hak pengelolaan Blok Tuna sebelumnya dipegang oleh Zarubezhneft. perusahaan migas asal Rusia bersama Premier Oil Tuna BV dengan masing-masing menggenggam 50% hak partisipasi. Namun, Zarubezhneft berencana melepas pengelolaannya di Blok Tuna.
Dalam pertemuan awal 2023 dengan SKK Migas Harbour Energy - perusahaan induk Premier Oil Tuna BV, Zarubezhneft ingin hengkang karena terdapat sanksi atau pembatasan Uni Eropa dan pemerintah Inggris terhadap Rusia yang ikut dirasakan oleh Zarubezhneft dalam mengembangkan lapangan tersebut. Sanksi tersebut merupakan respons atas invasi Rusia ke Ukraina sejak awal tahun lalu.
Tutuka menyebut, Zarubezhneft telah melakukan pembukaan data mengenai pengelolaan Blok Tuna, namun hingga saat ini belum diperoleh perusahaan yang serius untuk mengelola lapangan yang terletak di ujung utara Indonesia ini.
“Kalau buka data room sudah, tapi belum ada yang serius betul masuk. Jadi masih proses,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Zarubezhneft telah mendapatkan izin pengajuan pembukaan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai langkah awal untuk melepas 50% hak partisipasi di Blok Tuna.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto sebelumnya mengatakan, sudah ada belasan perusahaan yang menyampaikan penawaran dan ketertarikan terhadap Blok Tuna. “Ada 14 perusahaan kalau tidak salah, dari perusahaan global atau luar negeri,” kata Dwi di Kementerian ESDM pada Jumat (2/2).
Dwi menyampaikan keputusan mengenai pihak pengganti ini akan ditetapkan dalam dua bulan ke depan. “Mereka harus menyampaikan pada Maret 2024, kemudian April keputusan penggantinya Zarubezhneft,” ujarnya.
Ia menyebut, jumlah pengelola Blok Tuna belum dapat dipastikan. “Entah satu atau dua perusahaan, belum tahu,” kata dia.