Harga Batu Bara Acuan Masih Tertekan, Turun 0,8% ke US$ 124,95/Ton
Harga batu bara acuan pada Februari 2024 mengalami sedikit penurunan. Kementerian ESDM menetapkan harga batu bara dengan nilai kalor 6.322 GAR turun 0,8% menjadi US$ 124,95 per ton dari US$ 125,85 per ton pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, harga batu bara ini menjadi acuan harga jual batu bara untuk penyediaan listrik dan bahan bakar di industri domestik, kecuali industri pengolahan dan pemurnian mineral logam.
Pemerintah menetapkan HBA Februari melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 29.K/MB.01/MEM.B/2024 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan Untuk Bulan Februari 2024 yang dikutip pada Senin (19/1).
Dalam aturan tersebut, harga batu bara acuan dibedakan menjadi empat golongan. Secara keseluruhan, keempat golongan harga acuan batu bara ini seluruhnya mengalami kenaikan pada Februari 2024, yaitu:
- Batu bara 6.322 kcal per kilogram (kg) GAR (nilai kalor kotor) senilai US$ 124,95 per ton atau turun 0,8% dari bulan sebelumnya US$ 125,85 per ton.
- HBA I 5.300 kcal per kg GAR ditetapkan US$ 87,65 per ton. Angka tersebut naik tipis US$ 0,29 dari Januari di US$ 87,36 per ton.
- HBA II 4.100 kcal per kg GAR ditetapkan sebesar US$ 57,86 per ton atau menurun 1,7% dari harga bulan sebelumnya US$ 58,56 per ton.
- HBA III 3.400 kcal per kg GAR ditetapkan US$ 37,54 per ton, menguat US$ 0,45 dari harga Januari US$ 37,09 per ton.
Penetapan HBA ini mengacu pada 227.K/MB.01/MEM.B/2023 tentang pedoman penetapan harga patokan untuk penjualan komoditas batu bara. Penghitungan harga ini sebelumnya diatur dalam Kepmen ESDM 41.K/MB.01/MEM.B/2023, namun dalam pedoman tersebut belum sepenuhnya menggambarkan transaksi aktual.
Terus turunnya harga batu bara berdampak pada turunnya nilai ekspor batu bara pada Januari. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor batu bara bulan lalu anjlok 29,76% dari US$ 3,43 juta pada Januari 2023. Sedangkan secara bulanan turun 19,68% menjadi US$ 2,41 juta dari US$ 3,00 juta pada Desember 2023.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan turunnya ekspor batu bara disebabkan oleh penurunan volume maupun penurunan harga.
“Dalam pasar global ada penurunan tren dari harga batu bara. Karena penurunan nilai lebih dalam dari volume maka penurunan ekspor batu bara secara bulanan lebih disebabkan oleh penurunan harga,” ujar Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/2).