Genjot Produksi Blok Cepu, Tajak Sumur Lapangan Banyu Urip Dimulai

Mela Syaharani
Oleh Mela Syaharani - Happy Fajrian
1 Maret 2024, 15:48
banyu urip, pengeboran migas, blok cepu
Katadata
Blok Cepu.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Menteri ESDM Arifin Tasrif meresmikan kegiatan tajak sumur infill dan clastic Banyu Urip di Blok Cepu Bojonegoro Jawa Timur pada Jumat (3/1). Peresmian ini dilakukan dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Jawa Timur.

“Gayung bersambung dan saat ini direncanakan ada 7 pemboran, jika dibandingkan 8 tahun lalu tidak ada sama sekali pemboran. Harapannya, lapangan Clastic memiliki potensi yang sama dengan lapangan Carbonat yang memiliki potensi hingga 1 miliar barel,” kata Arifin dalam siaran pers yang dikutip pada Jumat (3/1).

Pemboran sumur infill dan clastic merupakan bagian dari drilling campaign di Blok Cepu yang dilakukan oleh Exxonmobil dimulai 2024 hingga 2026 yang terdiri dari pemboran 5 sumur infill carbonate dan 2 sumur clastics.

Kegiatan pemboran ini dilakukan di antara sumur produksi existing yang ada di lapangan Banyu Urip untuk mengambil minyak yang tidak bisa diambil oleh sumur sebelumnya sekaligus untuk membuktikan cadangan reservoir clastics (reservoir batu pasir).

Kegiatan ini diharapkan dapat menambah produksi lapangan Banyu Urip sebesar 42 juta barel sehingga dapat meningkatkan produksi minyak di lapangan Banyu Urip yang saat ini berkontribusi sekitar 25% dari produksi minyak secara nasional.

Arifin mengharapkan dari kegiatan pemboran sumur infill dan clastic akan ada tambahan 20.000 hingga 30.000 barel per hari sehingga bisa menahan laju penurunan produksi, serta kedepannya diharapkan lapangan Clastic menghasilkan yang sama dengan lapangan Carbonat.

“Kami bangga dapat terus melanjutkan kerjasama dengan Exxon, sebagai perusahaan terbesar di dunia dengan pengalaman dan teknologi yang Mumpuni. Kami terus bekerjasama dengan Exxon, termasuk carbon capture dan rencana investasi Exxon lainnya di Indonesia. Kami berharap banyak dengan output semaksimal mungkin lapangan Cepu,” ujar Arifin.

Dalam sambutan dan pengarahannya, Menteri ESDM menyampaikan apresiasinya terhadap ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) yang mampu menjaga produksi di blok ini dengan optimal, yang awalnya potensinya adalah 400 juta barel, sampai hari ini sudah menghasilkan 630 juta barel dan berpotensi hingga 1 miliar barel. Saat ini produksi di blok ini mulai menurun, oleh karenanya bersama pemangku kepentingan mendorong untuk menjaga produksi Banyu Urip.

Sementara itu Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa produksi lapangan Banyu Urip telah melampaui yang ditargetkan dalam plan of development (POD), hal ini berkat berbagai upaya dan terobosan yang dilakukan oleh SKK Migas dan Exxon Mobil dalam menjaga kinerja blok Banyu Urip.

“Tajak sumur infill carbonate lapangan Banyu Urip adalah upaya lanjutan yang dilakukan oleh SKK Migas dan Exxon Mobil selaku operator untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 42 juta barel dengan tetap memperhatikan kemampuan dan daya dukung reservoir yang ada,” kata Dwi.

Dwi juga menyampaikan apresiasi kepada EMCL dan Pertamina Drilling Service Indonesia yang mampu memenuhi komitmennya untuk menjalankan kegiatan drilling campaign dengan mempercepat pelaksanaan kegiatan pemboran yang awalnya akan dimulai di September 2024. “Kami mendorong agar bisa dipercepat di bulan Februari 2024, Alhamdulillah 1 Maret 2024 bisa dilaksanakan”, ujar Dwi.

Lebih lanjut, Dwi menyampaikan bahwa kunjungan hari ini tentu tidak hanya semata-mata meninjau tajak sumur infill carbonate, tetapi lebih dari itu, ini menunjukkan kepedulian dan harapan Kementerian ESDM dan SKK Migas untuk mendorong kinerja operasi yang semakin di optimal di Blok Banyu Urip.

“Sebagai lapangan dengan produksi minyak sekitar 25% dari produksi minyak secara nasional, maka Banyu Urip sangat diharapkan kontribusinya untuk mencapai target peningkatan produksi dimasa depan, yaitu produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2030 untuk mendukung ketahanan energi nasional,” ucapnya.

Sesuai rencana drilling campaign, pemboran 2 sumur infill carbonate yang akan dilaksanakan tahun 2024 diproyeksikan akan mulai onstream di 2024 ini dengan dilakukan tie in ke fasilitas eksisting. Selanjutnya diikuti dengan pemboran 3 sumur infill carbonate dan 2 sumur clastics dalam rentang waktu hingga 2025 dan diharapkan onstream 2026.

Kegiatan drilling campaign Banyu Urip menggunakan anjungan dan peralatan yang keseluruhannya dibuat di Indonesia dan dioperasikan oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero).

Pengeboran ini menunjukkan tingkat kompetensi PDSI di bidang pengeboran minyak dan gas bumi, serta dukungan industri hulu migas untuk tumbuh berkembangnya perusahaan nasional serta komitmen SKK Migas dan KKKS dalam mengimplementasikan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di industri hulu migas.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...