Cadangan Nikel Indonesia Menipis, Saprolite Hanya Tersisa 13 Tahun

Mela Syaharani
20 Maret 2024, 13:23
cadangan nikel, kementerian esdm
Katadata / Wahyu Dwi Jayanto
Tambang nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) di Sulawesi Selatan.
Button AI Summarize

Kementerian ESDM melaporkan bahwa cadangan nikel Indonesia kian menipis, terutama untuk nikel kadar tinggi saprolite. Nikel termasuk dalam 47 komoditas tambang mineral kritis.

“Untuk nikel saprolite kira-kira kita masih punya 13 tahun, sedangkan untuk limonite masih ada sekitar 33 tahun,” kata Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Tri Winarno dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Selasa (19/3).

Sebagai informasi, saprolite merupakan bijih dengan kadar nikel tinggi. Sementara limonite merupakan bijih dengan kadar nikel rendah.

Sebelumnya, pada November 2023 Tri pernah mengatakan bahwa jumlah cadangan nikel di Indonesia masih mencapai lima miliar ton. Terdiri atas 3,5 miliar ton saprolite dan 1,5 miliar ton limonite.

Tidak hanya nikel, Tri juga turut menyebutkan umur cadangan bagi komoditas mineral lainnya. Mulai dari tembaga masih 23 tahun, bauksit 97 tahun, timah 31 tahun, serta emas dan perak yang usianya relatif di atas 100 tahun.

Guna menjaga ketahanan cadangan mineral Indonesia terutama bagi mineral kritis, Tri mengatakan pihaknya akan melakukan tiga hal. “Melalui perluasan, penugasan, dan lelang. Jadi dengan 3 mekanisme mudah-mudahan kita mendapatkan cadangan yang signifikan,” ujarnya.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan 47 komoditas tambang mineral sebagai klasifikasi mineral kritis, salah satunya adalah nikel.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...