Kronologi Program Rice Cooker Gratis hingga Disetop ESDM awal 2024

Mela Syaharani
25 Maret 2024, 13:35
rice cooker gratis, kementerian esdm
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/pras.
Petugas PT Pos Indonesia (Persero) menyerahkan alat penanak nasi (rice cooker) yang diberikan gratis kepada warga penerima bantuan di Kampung Pulo Empang, Kelurahan Paledang, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/1/2024).
Button AI Summarize

Kementerian ESDM menjelaskan kronologis pelaksanaan program alat masak listrik (AML) atau rice cooker gratis tahun anggaran 2023 hingga akhirnya disetop pada awal 2024.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu mengatakan program ini diawali dengan persetujuan Komisi VII DPR RI dalam rapat kerja 22 September 2022.

Pada rapat tersebut diputuskan program ini dilaksanakan dengan anggaran Rp 340 miliar untuk 680 ribu unit rice cooker. Pembahasan mengenai program ini terus dilakukan, dalam kurun satu tahun yakni September 2022 hingga Agustus 2023 telah dilakukan lima kali pembahasan.

Meski awalnya ditetapkan 680 ribu unit yang disalurkan, namun akhirnya dalam trilateral meeting ditetapkan bahwa jumlah penerima diubah menjadi 500 ribu unit.

“Dengan Anggaran Rp 322 miliar. Kemudian Kementerian Keuangan mensyaratkan kriteria calon penerima harus tidak mempunyai AML dan harus dilakukan kajian dampak pelaksanaan AML,” kata Jisman dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Senin (25/3).

Satu bulan setelahnya, pada 6 Oktober Kementerian ESDM mulai melaksanakan program rice cooker gratis melalui proses pengusulan calon penerima manfaat yang dilanjutkan dengan verifikasi dan survei lapangan oleh PLN.

“Untuk kemudian ditetapkan sebagai calon penerima AML. Data usulan calon penerima ini kami terima sejak 20 Oktober hingga 17 Desember 2023,” ujarnya.

Selanjutnya PLN melakukan survei lapangan untuk memastikan kriteria calon penerima dan validasi alamat calon penerima AML. Selama periode usulan, Jisman menyebut Kementerian ESDM menerima 811.109 rumah tangga melalui verifikasi on site.

Dari laporan tersebut, ditemukan data tidak duplikat mencapai 72,5% atau 588.072 data. Sementara 223.056 atau 27,5% merupakan data duplikasi, baik berdasarkan NIK atau KTP.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...