Freeport Tunggu Kepastian IUPK Sebelum Bangun Smelter Baru di Fakfak
Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas, menyatakan menunggu kepastian perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) hingga 2061 sebelum menetapkan rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga baru di Fakfak, Papua Barat.
Adapun pembangunan smelter tembaga di Fakfak merupakan salah satu bagian dari syarat perpanjangan IUPK Freeport yang akan habis pada 2041 mendatang. Tony mengatakan bahwa PTFI perlu mengunci kepastian penambahan masa operasi sebelum memutuskan untuk mendirikan smelter baru.
"Kami belum tahu kapan mulai konstruksi, belum tahu. Kami masih tunggu sampai perpanjangannya selesai," kata Tony di Istana Merdeka Jakarta pada Kamis (28/3).
Komitmen untuk membangun smelter tembaga baru di Fakfak pernah disinggung oleh Direktur Utama Freeport McMoRan, Richard Adkerson saat melangsungkan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Hotel Waldorf Astoria, Washington DC, Amerika Serikat pada 13 November 2023.
Keduanya kembali melangsungkan pertemuan di Istana Merdeka Jakarta pada hari ini, Kamis (28/3). Forum tersebut juga turut dihadiri oleh Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas dan Dewan Komisaris PT Freeport Indonesia Kathleen Quirk.
Tony mengaku pembicaraan dengan presiden hari ini hanya membahas ihwal perkembangan rencana hilirisasi pertambangan PT Freeport Indonesia. Khususnya melaporkan progres pembangunan smelter tembaga di Kawasan Industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik yang berada di angka 92%.
Dia menceritakan pertemuan tersebut juga membahas rencana perpanjangan (IUPK) Freeport hingga 2061. "Tadi disinggung sedikit tapi tidak bahas secara detil karena waktunya tidak panjang. Kan sudah dibahas sebelumnya di Washington waktu itu," kata Tony.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membenarkan terkait rencana pembangunan smelter di Fakfak. “Ini kan perpanjangan mulai dari 2041, namun kita minta secepatnya,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM pada Jumat (17/11).
Arifin menyebut perlu banyak hal yang dipersiapkan PTFI dalam membangun smelter ini. Mulai dari penghitungan balance supply, kecukupan pasokan bijih, kemudian kelebihan pasokan bijih yang nantinya akan dibawa ke dalam kawasan industri di Fakfak.
“Di Fakfak ini kami mau groundbreaking pabrik pupuk, nanti di situ ada komplek industri yang banyak. Ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelas Arifin.