ESDM Sebut Dua Musabab Penyerapan Gas Murah Industri Pupuk Tak Optimal
Kementerian ESDM melaporkan realisasi volume gas bumi pada kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) atau gas murah di industri pupuk pada 2023 hanya mencapai 84,3%.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan dalam lima tahun terakhir terdapat kecenderungan penurunan volume realisasi gas murah.
“Tidak optimalnya realisasi volume pengguna gas bumi tertentu (untuk pupuk) disebabkan oleh dua hal, namun mayoritas karena serapan pembeli yang tidak optimal akibat maintenance dan kendala operasional,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR dan PT Pupuk Indonesia dan Kementerian ESDM pada Rabu (3/4).
Untuk diketahui, kebijakan HGBT tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM No. 15 Tahun 2022. Beleid tersebut mengatur HGBT senilai US$ 6 per MMBTU bagi industri pupuk berakhir pada tahun ini.
Selain kendala operasional, penyebab realisasi yang cenderung menurun juga disebabkan oleh dua hal lain. “Adanya keterbatasan kemampuan pasokan hulu dan adanya maintenance di sisi hulu yang dikelola SKK Migas, serta berlakunya Keputusan Menteri no 91,” ujarnya.
Sebagai informasi, Keputusan Menteri yang dimaksud oleh Dirjen Migas merupakan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 91.K/MG.01/MEM.M/2023 tentang Pengguna Gas Bumi Tertentu dan Harga Gas Bumi Tertentu Di Bidang Industri yang ditetapkan pada 19 Mei 2023.
Dalam paparannya, Tutuka menyajikan data realisasi dan volume gas bumi tertentu untuk industri pupuk pada periode 2020 hingga 2023. Pada 2020, realisasi gas bumi tertentu untuk industri pupuk hanya 709 billion British thermal unit per day (BBTUD) atau hanya 84,7% dari total volume yang tersedia mencapai 836,46 BBTUD.
Kemudian di 2021, realisasi gas bumi tertentu sebesar 738 BBTUD atau hanya 87,5% dari total volume yang tersedia mencapai 842,26 BBTUD. Selanjutnya pada 2022 realisasi gas bumi tertentu sebanyak 708 BBTUD atau 82,8% dari volume tersedia sebesar 855,06 BBTUD.
Lalu pada 2023, realisasi gas bumi tertentu untuk industri pupuk hanya 686,28 BBTUD atau 84,3% dari total volume tersedia sebanyak 814,06 BBTUD.