Tiga Perusahaan Berminat Gantikan Zarubezhneft Kelola Blok Tuna
Kementerian ESDM mengungkapkan ada tiga perusahaan yang berminat untuk menggantikan Zarubezhneft, untuk mengelola Blok Tuna. Jumlah ini semakin mengerucut dari jumlah sebelumnya sebanyak 14 perusahaan.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menyampaikan pengembangan blok ini masih dalam tahap evaluasi. “Sekarang saya kira ada tiga perusahaan,” ujarnya saat ditemui di Kementerian ESDM pada Selasa (16/4).
Sebagai informasi, Blok Tuna merupakan salah satu wilayah kerja migas yang terletak di Laut Natuna Utara. Hak pengelolaan Blok Tuna sebelumnya dipegang oleh Zarubezhneft, perusahaan migas milik negara Rusia bersama Premier Oil Tuna BV dengan masing-masing menggenggam 50% hak partisipasi.
Namun, Zarubezhneft berencana melepas pengelolaannya di Blok Tuna. Dalam pertemuan awal 2023 dengan SKK Migas, Harbour Energy-perusahaan induk Premier Oil Tuna BV, mengungkapkan bahwa Zarubezhneft ingin hengkang karena terdampak sanksi atau pembatasan Uni Eropa dan pemerintah Inggris terhadap Rusia.
Sanksi tersebut merupakan respons atas invasi Rusia ke Ukraina sejak awal tahun lalu. Zarubezhneft telah melakukan pembukaan data mengenai pengelolaan Blok Tuna, namun hingga saat ini belum diputuskan siapa pengelola penggantinya.
Tutuka menyebut keputusan pengelola pengganti akan diketahui dalam beberapa bulan lagi. “Kita tunggu satu sampai dua bulan nanti ya,” ujarnya.
Tutuka menyampaikan bahwa hengkangnya Zarubezhneft dari Blok Tuna juga akan membuat perusahaan tersebut melepas saham kepemilikannya. “Iya (dijual kepada perusahaan baru). Zarubezhneft sudah ingin itu, cuma cari bisnis yang harganya pas dan sebagainya harus tepat,” ucapnya.
Zarubezhneft telah mendapatkan izin pengajuan pembukaan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai langkah awal untuk melepas 50% hak partisipasi di Blok Tuna.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto sebelumnya mengatakan, sudah ada belasan perusahaan yang menyampaikan penawaran dan ketertarikan terhadap Blok Tuna. “Ada 14 perusahaan kalau tidak salah, dari perusahaan global atau luar negeri,” kata Dwi di Kementerian ESDM pada Jumat (2/2).
Dwi menyampaikan keputusan mengenai pihak pengganti ini akan ditetapkan dalam dua bulan ke depan. “Mereka harus menyampaikan pada Maret 2024, kemudian April keputusan penggantinya Zarubezhneft,” ujarnya. Adapun terkait jumlah pengelola Blok Tuna belum dapat dipastikan. “Entah satu atau dua perusahaan, belum tahu,” kata dia.