SKK Migas: Woodside Energy Australia Tertarik Kelola Lapangan Buton
Penasehat Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf menungkapkan sudah ada banyak pihak yang tertarik untuk mengelola lapangan migas Buton, di Sulawesi, salah satunya yaitu Woodside Energy asal Australia.
“Buton sudah banyak yang tertarik, salah satunya adalah Woodside,” kata Nanang saat ditemui usai acara IPA Convex 2024 di ICE BSD City pada Kamis (17/5).
Buton termasuk dalam lima wilayah kerja atau lapangan migas di Timur Indonesia yang ingin dipercepat eksplorasinya oleh Kementerian ESDM pada 2022. Kelima wilayah tersebut yakni Buton, Timor, Seram, Aru-Arafura dan West Papua Onshore.
Dua tahun sejak dicetuskannya percepatan eksplorasi ini, Nanang menyebut perkembangan dari beberapa wilayah kerja Timur Indonesia.
“Arun sudah jadi blok, kalau Seram sekarang sedang joint study. Di sana ada Pertamina, Petronas, dan perusahaan lain juga. Kemudian Bone juga ada juga beberapa perusahaan, seperti Petrochina ingin sekali masuk,” ujarnya.
Potensi Besar Lapangan Buton
Kementerian ESDM mengatakan Indonesia memiliki potensi kandungan minyak di Lapangan Buton, Sulawesi. Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut lapangan tersebut memiliki potensi minyak yang cukup besar.
“Jumlahnya besar, potensinya bisa 5 miliar (barel). Kalau bisa diambil 20% saja jumlahnya sudah satu miliar barel,” kata Arifin saat ditemui di Direktorat Jenderal Minyak dan Bumi pada Jumat (19/4).
Arifin mengatakan Lapangan Buton ini merupakan jenis lapangan offshore yang mengandung jenis minyak berat. Dia menyebut, apabila lapangan ini bisa dimanfaatkan maka dapat menambah jumlah produksi minyak dalam negeri yang beberapa tahun kebelakang menunjukkan tren penurunan.
Dalam keterangannya, Arifin menyebutkan bahwa lapangan ini berada di bawah kendali Pertamina. Arifin mengatakan pemerintah terus mendorong Pertamina agar lapangan tersebut bisa lebih cepat berproduksi.
“Kami harus dorong supaya lapangan ini bisa jalan. Buat investor tuh yang penting rate of return-nya masuk acceptance untuk investasinya dia,” ucapnya.
Sementara itu, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengatakan masih terus menjalankan kegiatan eksplorasi masif, salah satunya dengan melaksanakan akuisisi seismik di Area Buton, Sulawesi Tenggara. Hal ini terkait potensi minyak yang disebut mencapai 5 miliar barel di lapangan tersebut.
“Dari hasil akuisisi seismik tersebut akan diperoleh data subsurface sebagai gambaran awal menarik atau tidaknya daerah tersebut,” kata Corporate Secretary PHE, Arya Dwi Paramita kepada Katadata.co.id pada Rabu (24/4).
Data subsurface kemudian akan dievaluasi secara komprehensif untuk menghasilkan prospek siap bor yang kemudian diperlukan suatu pembuktian dengan melakukan pengeboran eksplorasi.
“Jika hasil pengeboran eksplorasi tadi memberikan hasil discovery maka eksplorasi akan melanjutkan evaluasi hingga diperoleh struktur yang siap diserahkan kepada tim development untuk dapat dikembangkan dan diproduksikan sehingga dapat berstatus aktif,” ujarnya.
Senada, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso juga mengatakan bahwa PHE gencar melakukan eksplorasi untuk menemukan sumber migas baru.
“Untuk Buton kami sudah melakukan survei seismik beberapa waktu lalu. Kami akan tindaklanjuti arahan dari Menteri ESDM,” kata Fadjar kepada Katadata.co.id pada Senin (22/4).