Harga Nikel Acuan Indonesia Naik 0,27% pada Mei 2024
Harga nikel acuan Indonesia pada Mei 2024 naik 0,27% menjadi US$ 17.472,38 per ton metrik kering (dmt). Angka ini meningkat US$ 47,86 per dmt dibandingkan April lalu yang mencapai US$ 17.424,52 per dmt.
Selain meningkat, angka ini sekaligus mengakhiri tren penurunan sejak Juni 2023. Meskipun mengalami kenaikan, namun harga nikel acuan Mei 2024 masih lebih rendah dibandingkan Desember 2023 yang mencapai US$ 17.653,33 per dmt.
Pemerintah menetapkan harga nikel acuan Mei melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 112.K Tahun 2024 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan Untuk Bulan Mei 2024 yang ditetapkan pada Selasa (21/5).
Selain penetapan HBA, dalam Keputusan Menteri tersebut juga ditetapkan harga mineral logam acuan (HMA) untuk Mei 2024.
"Selanjutnya, kobalt ditetapkan US$ 28.215,95 per dmt," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi, dikutip Senin (27/5).
Adapun HMA untuk komoditas mineral logam lainnya adalah sebagai berikut.
- Timbal: US$ 2.071,55/dmt
- Seng: US$ 2.596,40/dmt
- Aluminium: US$ 2.390,31/dmt
- Tembaga: US$ 9.134,12/dmt
- Emas sebagai mineral ikutan: US$ 2.286,78/troy ounce
- Perak sebagai mineral ikutan: US$ 26,76/troy ounce
- Ingot Timah Pb 300: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Ingot Timah Pb 200: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Ingot Timah Pb 100: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Ingot Timah Pb 050: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Ingot Timah 4NINE: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Logam Emas: LBMA Gold PM Fix pada hari penjualan
- Logam Perak: LBMA Silver Fix pada hari penjualan
- Mangan: US$ 3,53/dmt
- Bijih Besi Laterit/Hematit/Magnetit: US$ 1,55/dmt
- Bijih Krom: US$ 6,37/dmt
- Konsentrat Ilmenit: US$ 7,56/dmt
- Konsentrat Titanium: US$ 12,13/dmt.
Harga Nikel Melonjak
Harga nikel melonjak ke level tertinggi dalam hampir sembilan bulan terakhir. Kondisi tersebut dipicu oleh kerusuhan politik di Kaledonia Baru. Negara ini merupakan salah satu pemilik cadangan terbesar di dunia dan menghasilkan sekitar 6% produksi nikel global.
Harga nikel berjangka melonjak hampir 7% di London Metal Exchange menjadi US$ 21.150 per ton, per 19 Mei lalu. Angkanya sedikit melandai pada akhir perdagangan hingga hanya tercatat naik sekitar 5%. Namun, harga terkoreksi ke level US$ 21.080 per ton pada penutupan perdagangan Senin (21/5).
Lonjakan harga pada akhir pekan lalu bertepatan dengan keluarnya laporan Badan Energi Internasional (IEA) yang memperkirakan tingginya permintaan nikel dan mineral lainnya yang penting untuk transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan.
“Kami telah melihat kerusuhan ini. Jika Kaledonia Baru memiliki masalah yang berkelanjutan, maka hal ini akan berdampak pada harga,” kata analis di Amalgamated Metal Trading, Dan Smith, seperti dikutip dari Financial Times pada Selasa (21/5).
Harga nikel telah turun sekitar 32% dari sekitar US$ 31,000 pada awal 2023 karena Indonesia, produsen terbesar, mengalami peningkatan pasokan. Di sisi lain, terjadi pelemahan permintaan karena penjualan kendaraan listrik yang lebih lemah dari perkiraan.