Pertamina Temukan 7 Cadangan Migas Besar, Mayoritas di Indonesia Timur

Mela Syaharani
29 Mei 2024, 09:45
Pertamina
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.
Foto udara anjungan lepas pantai Sepinggan Field Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Kalimantan Timur, Selasa (26/3/2024).
Button AI Summarize

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyatakan komitmen untuk mendorong perusahaan menambah produksi minyak dan gas (migas). Hal itu dilakukan agar Indonesia bisa mencapai target produksi minyak bumi sebanyak satu juta barrel per hari. 

Menurut Nicke untuk mencapai target tersebut yang perlu dilakukan adalah mendapatkan temuan baru atau new discovery yang dapat menambah cadangan secara besar. Pimpinan Pertamina ini menyampaikan bahwa perusahaan pelat merah tersebut telah melakukan studi seismik selama dua tahun sejak 2022 hingga akhir 2022.

Berdasarkan studi seismik yang dilakukan, Nicke mengatakan Pertamina baru melakukan pengecekan pada 22 cekungan. Studi seismik mencakup areal dengan luas 35 ribu kilometer persegi. 

“Produksi yang hari ini kita dapatkan itu adalah hanya dari 20 cekungan saja. Jadi masih ada cekungan lain yang perlu dieksplor,” kata Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Selasa (28/5).

Berdasarkan hasil studi tersebut, Nicke menyebut tujuh dari 22 cekungan tergolong dalam big fish atau temuan besar yang nantinya akan ditawarkan oleh pemerintah. Nicke mengatakan ketujuh lokasi big fish tersebut saat ini masih dalam proses pencarian mitra.

“Dalam hal ini tidak otomatis Pertamina itu mendapatkan, kami pun harus melakukan bidding stage bersama dengan mitra ataupun sendiri dan ini sedang berproses,” ujar Nicke.

Menurut paparan Nicke dari tujuh big fish tersebut lokasinya bervariasi, ada di onshore dan offshore. Meski begitu secara keseluruhan sebagian temuan cadangan berada di Indonesia Timur. “Reserve gasnya memang lebih besar dibanding dengan reserve oil. Ini setelah kita temukan hasil seismic 2D, ini prosesnya panjang, 3D dan sebagainya,” ujar Nicke lagi.

Sementara itu Direktur Utama Pertamina Hulu Energi, Chalid Said Salim menyampaikan cadangan minyak yang dimaksud Nicke antara lain Buton, Bone, Seram dan Kepala Burung. Chalid menyebut pencarian mitra untuk ketujuh big fish ini terbuka lebar bagi semua pihak. “Ada macam-macam perusahaan, kami welcome,” ujar Chalid. 

Sebelumnya, Penasehat Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengungkapkan sudah ada banyak pihak yang tertarik untuk mengelola lapangan migas Buton, di Sulawesi. Salah satunya yaitu Woodside Energy asal Australia.  

Buton termasuk dalam lima wilayah kerja atau lapangan migas di Timur Indonesia yang ingin dipercepat eksplorasinya oleh Kementerian ESDM pada 2022. Kelima wilayah tersebut yakni Buton, Timor, Seram, Aru-Arafura dan West Papua Onshore. 

Dua tahun sejak dicetuskannya percepatan eksplorasi ini, Nanang menyebut perkembangan dari beberapa wilayah kerja Timur Indonesia. “Arun sudah jadi blok, kalau Seram sekarang sedang joint study. Di sana ada Pertamina, Petronas, dan perusahaan lain juga. Kemudian Bone juga ada juga beberapa perusahaan, seperti Petrochina ingin sekali masuk,” ujarnya.

Potensi Besar Lapangan Buton 

Kementerian ESDM mengatakan Indonesia memiliki potensi kandungan minyak di Lapangan Buton, Sulawesi. Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut lapangan tersebut memiliki potensi minyak yang cukup besar. 

“Jumlahnya besar, potensinya bisa 5 miliar (barel). Kalau bisa diambil 20% saja jumlahnya sudah satu miliar barel,” kata Arifin saat ditemui di Direktorat Jenderal Minyak dan Bumi pada pertengahan April lalu. 

Arifin mengatakan Lapangan Buton ini merupakan jenis lapangan offshore yang mengandung jenis minyak berat. Dia menyebut, apabila lapangan ini bisa dimanfaatkan maka dapat menambah jumlah produksi minyak dalam negeri yang beberapa tahun kebelakang menunjukkan tren penurunan. 

Dalam keterangannya, Arifin menyebutkan bahwa lapangan ini berada di bawah kendali Pertamina. Arifin mengatakan pemerintah terus mendorong Pertamina agar lapangan tersebut bisa lebih cepat berproduksi. “Kami harus dorong supaya lapangan ini bisa jalan. Buat investor tuh yang penting rate of return-nya masuk acceptance untuk investasinya dia,” ujar Arifin. 

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...