Alasan Pertamina Alokasikan 60% Belanja Modal 2023 untuk Hulu Migas

Mela Syaharani
12 Juni 2024, 15:35
Pekerja Pertamina EP Papua Field melakukan pengawasan kegiatan Drilling Steam Test (DST) di area pengeboran sumur eksplorasi Buah Merah (BMR)-001, Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Senin (10/6/2024). Pengeboran sumur eksploras
ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/aww/tom.
Pekerja Pertamina EP Papua Field melakukan pengawasan kegiatan Drilling Steam Test (DST) di area pengeboran sumur eksplorasi Buah Merah (BMR)-001, Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Senin (10/6/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Pertamina (Persero) mengalokasikan 60% belanja modal atau capex pada 2023 untuk sektor hulu migas. Wakil Direktur Pertamina Wiko Migantoro mengatakan langkah tersebut untuk menahan laju penurunan produksi.

“Apabila kami tidak melakukan apapun di hulu, maka produksi migasnya akan turun 19%. Karena itu, kami melakukan aktivitas pengembangan di lapangan eksisting,” katanya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Jakarta, Rabu (12/6).

Selain mengembangkan lapangan migas yang sudah dimiliki Pertamina, belanja modal di hulu juga dilakukan dengan pengeboran infill untuk menahan penurunan produksi lapangan migas secara alamiah atau natural decline. Perusahaan telah menahan natural decline dari 19% menjadi 2%.

Padahal, Wiko menyebut, penurunan produksi alamiah sudah cukup tinggi di Indonesia sejak 2015.  “Produksi nasional (minyak) stagnan. Untuk gas, alhamdulilah, masih cukup sehingga bisa ekspor,” ucapnya.

Menurut paparan Wiko, pada 2023 produksi migas Pertamina meningkat 8%, dari 967 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD) pada 2022 menjadi 1,04 juta BOEPD pada tahun lalu.

Selama 2023, Pertamina telah menghasilkan 69% produksi minyak dan 34% produksi gas nasional. “Gas dan minyak tumbuh 8%. Kalau melihat dalam 10 tahun terakhir, pertumbuhan kami rata-rata 7%,” kata dia.

Pertamina masih memiliki tantangan dalam sektor gas bumi nasional. “Mengembangkan infrastrukturnya untuk menyalurkan gas ke konsumen dan mengajak para konsumen untuk beralih ke gas di masa transisi,” ujar dia.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas atau SKK Migas menyebutkan 10 produsen minyak terbesar nasional pada 2023, berikut daftarnya:

  1. PT Pertamina Hulu Rokan: 161.623 barel per hari (bph)
  2. Mobil Cepu Limited: 155.444 bph
  3. PT Pertamina EP: 69.417 bph
  4. Pertamina Hulu Energi ONWJ LTD: 26.580 bph
  5. Pertamina Hulu Mahakam PHM: 26.503 bph
  6. PT Pertamina Hulu Energi OSES: 17.510 bph
  7. Petrochina International Jabung Ltd: 15.303 bph
  8. PT Pertamina Hulu Sanga Sanga: 10.961 bph
  9. Medco EP & Natuna: 10.590 bph
  10. PT Pertamina Hulu kalimantan Timur: 9.869 bph.

Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...