DEN Dukung Pertamina Akuisisi Perusahaan Gula dan Etanol asal Brasil

Mela Syaharani
13 Juni 2024, 17:18
Petugas bersiap melakukan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax Green 95 saat peluncuran BBM tersebut di SPBU MT Haryono, Jakarta, Senin (24/7/2023). PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga resmi meluncurkan Pertamax Green 95 yakn
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
Petugas bersiap melakukan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax Green 95 saat peluncuran BBM tersebut di SPBU MT Haryono, Jakarta, Senin (24/7/2023). PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga resmi meluncurkan Pertamax Green 95 yakni BBM Pertamax dengan campuran bioetanol 5 persen dan dijual seharga Rp13.500 per liter dengan RON 95.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha mengatakan rencana Pertamina mengakuisisi pabrik gula dan etanol di Brasil dapat menambah volume dan kebutuhan domestik.

“Hal ini harus didukung karena sejalan dengan rencana umum energi nasional kita,” kata Satya saat ditemui di Jakarta, Kamis (13/6).

Rencana umum energi nasional (RUEN) merupakan kebijakan pemerintah mengenai rencana pengelolaan energi tingkat nasional. Di dalamnya terdapat rencana pelaksanaan kebijakan energi nasional yang bersifat lintas sektor.

Satya menyampaikan, bioetanol merupakan salah satu program transisi energi sebagai campuran bahan bakar minyak untuk mengurangi emisi dari segi transportasi. Saat ini programnya belum dapat berjalan sebab masih ada permasalahan terkait sumbernya.

“Karena selama kita hanya mengandalkan fermentasi tetes dari tebu atau molase, yang jumlahnya terbatas. Karena itu perlu pengembangan sumber lain,” ucapnya.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengatakan masih melakukan kajian terhadap proses akuisisi pabrik gula dan etanol di Brasil. Langkah ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo untuk memperluas bisnis perusahaan.  

“Saat ini masih dalam tahap kajian secara komprehensif untuk mendapatkan hasil terbaik,” kata Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso saat Selasa lalu. 

Jokowi mendorong Pertamina untuk melakukan ekspansi ke bisnis masa depan yang berorientasi pada praktik ekonomi berkelanjutan. Pernyataan Jokowi sekaligus menegaskan arahan yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kepada Pertamina untuk mengambil alih kepemilikan perusahaan gula dan etanol asal Brasil.

"Saya kira Pertamina perlu ekspansi keluar. Itu adalah hal biasa untuk keuntungan perusahaan dan juga untuk melihat bisnis dan ekonomi masa depan," kata Jokowi dalam acara Hari Ulang Tahun ke-52 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

Kabar mengenai rencana Pertamina untuk mengakuisisi pabrik gula dan etanol asal Brazil pertama kali disuarakan oleh Luhut pada acara yang sama. Dia mengatakan Pertamina kini masih masih melakukan uji tuntas atau due diligence dengan mempelajari data perusahaan tersebut.  

Luhut tak mengatakan secara jelas identitas perusahan gula dan etanol Brasil yang akan diakuisisi oleh Pertamina. Ia hanya mengatakan lewat akuisisi yang dilakukan oleh Pertamina akan meningkatkan kualitas bensin domestik secara bertahap melalui campuran bioetanol. 

Apabila rencana itu terwujud, Pertamina mampu menurunkan kadar sulfur dalam bahan bakar menjadi 50 parts per million (ppm) hingga 60 ppm dari kondisi saat ini di level 500 ppm. Penurunan tersebut dapat terwujud dalam jangka waktu tiga tahun.

"Sehingga nanti Pertamina memiliki sumber energi dan sumber gula dari Brasil yang akan membuat ketahanan energi kita bagus," ujar Luhut.

Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...