PGN akan Bangun Pipa Tegal-Cilacap, Pengembangan Proyek Cisem Tahap II
PT PGN Tbk tengah menggarap beberapa proyek pipa gas strategis, salah satunya yaitu pipa gas distribusi Tegal-Cilacap sepanjang 130 km yang merupakan pengembangan dari proyek Cisem tahap II. PGN menyatakan akan bersinergi dengan pemerintah untuk mengalirkan gas dari Jawa Timur ke Jawa Barat.
“Terdapat inisiatif bisnis baru untuk pengembangan Pipa Cisem II. kami akan membangun pipa distribusi Tegal–Cilacap menuju Refinery Unit IV Cilacap sepanjang ± 130 km,” kata Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari dalam siaran pers, dikutip Jumat (12/7).
Proyek strategis berikutnya yakni pipa gas WNTS-Pemping untuk menyalurkan gas dari Lapangan Natuna ke pasar dalam negeri. PGN juga memiliki pengembangan lainnya yaitu proyek infrastruktur gas di kilang Tuban dan pembangunan infrastruktur pipa untuk mendukung pabrik pupuk di wilayah Timur Indonesia.
Tidak hanya di Jawa, interkoneksi pipa yang akan dijalankan adalah Pipa Dumai-Sei Mangke melalui dukungan Pemerintah dengan APBN, Pipa Duri-Balam, Duri-Petapahan, Pipa Bangkanai-Balikpapan dan Pipa Bintuni-Fakfak.
Melalui cara-cara tersebut, PGN berharap dapat menutup gap sumber pasokan yang disebabkan oleh infrastruktur pipa yang belum tersambung.
“PGN berkomitmen dalam menjaga keamanan pasokan menggunakan integrasi infrastruktur. Di sisi lain, kami menyusun pengembangan proyek strategis yang adaptif mengisi peluang bisnis ke depan. Tentu dengan mempertimbangkan skema logistik yang tepat dan efisien,” ujar Rosa.
Proyek Gas Alam Cair (LNG)
Selain proyek pipa gas, PGN juga berencana mengembangkan proyek gas alam cair. Hal ini didasari oleh proyeksi pasokan gas bumi ke depan yang akan didominasi dalam bentuk LNG sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.
Oleh sebab itu PGN terus melakukan penguatan pada infrastruktur LNG agar dapat berkontribusi dalam menyeimbangkan supply dan demand gas bumi domestik.
Saat ini PGN sedang merevitalisasi Tangki LNG Hub Arun. Terminal ini terletak di jalur perdagangan strategis yang dekat dengan pasar LNG untuk Asia Tenggara maupun Asia Selatan.
“Pertamina memiliki aspirasi untuk mengembangkan terminal LNG Arun menjadi LNG Hub Leader di Asia. Salah satu tahapan awalnya sudah PGN mulai dengan revitalisasi kembali di salah satu tangki yaitu F6004 sejak akhir 2023 dan ditargetkan selesai pada akhir 2024,” kata Rosa.
Peran FSRU Lampung sampai dengan saat ini juga sangat esensial bagi Subholding Gas Pertamina yang terintegrasi dengan Pipa South Sumatera-West Java (SSWJ).
Kini hasil regasifikasi LNG di FSRU Lampung dialirkan untuk memenuhi kebutuhan sektor kelistrikkan dan industri yang kondisi permintaan yang semakin meningkat. Selain FSRU Lampung, FSRU Jawa Barat menjadi tulang punggung kestabilan layanan dan enabler supply point LNG ketika kondisi pasokan gas mengalami fluktuatif.
Mempertimbangkan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, skema shipping juga menjadi langkah yang feasible untuk wilayah Indonesia Timur.
Kemudian untuk sekaligus mendorong komersialisasi LNG, PGN masuk ke bisnis LNG Trading dan menambah fasilitas LNG diantaranya Bontang LNG Bunkering, Teluk Lamong LNG, serta Terminal LNG Bunkering untuk sektor Marine Fuel.
Rosa menyampaikan, upaya PGN ini memerlukan sinergi yang selaras dengan kepentingan seluruh stakeholder, pemerintah dan pengguna gas bumi di sisi hilir. “Dengan optimisme menghadapi tantangan yang dinamis, keseimbangan supply dan demand diharapkan terjadi pada 2030. PGN juga mendorong agar pengguna baru terus tumbuh,” kata dia.