SKK Migas: Industri Hulu Minyak dan Gas Belum Masuki Senjakala

Mela Syaharani
16 Juli 2024, 14:30
migas, skk migas, industri hulu migas
ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/aww/tom.
Pekerja Pertamina EP Papua Field melakukan pengawasan kegiatan Drilling Steam Test (DST) di area pengeboran sumur eksplorasi Buah Merah (BMR)-001, Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Senin (10/6/2024).
Button AI Summarize

SKK Migas mengatakan industri hulu migas belum memasuki senjakala atau sunset di tengah gencarnya arus transisi energi di dunia.

“Tetapi itu semua kan hanya bicara energi. Sedangkan industri migas tidak hanya untuk energi tapi juga petrokimia. Maka saya yakin tidak ada sunset untuk industri migas,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam acara peringatan ulang tahun SKK Migas ke 22 yang dipantau melalui YouTube pada Selasa (16/7).

Dwi juga menyampaikan bahwa industri hulu migas saat ini masih dinamis. Terlebih dalam rentang waktu 2024 hingga 2029 terdapat 138 rencana pelaksanaan proyek. “Proyek-proyek ini akan membutuhkan total investasi sebesar Rp 543 triliun,” ujarnya.

Dwi juga turut menyebut dampak dari setiap dolar investasi hulu migas menurut studi terbaru dari Universitas Indonesia. “Setiap satu dolar dari investasi di industri ini menghasilkan nilai tambah sebesar 5,4 kali,” ucapnya.

Dia juga mengatakan bahwa dampak investasi hulu migas juga turut menyumbang terciptanya efek berganda yang signifikan melalui penerapan tingkat kandungan dalam negeri yang mencapai Rp 76,5 triliun pada 2023 dan penyediaan lapangan kerja untuk 150 ribu pekerja.

Target Proyek Non-PSN

Seblumnya, SKK Migas menargetkan industri hulu migas memiliki 133 proyek non-PSN (Proyek Strategis Nasional) pada 2029, dengan total investasi senilai Rp 58 triliun.

“Hingga tahun 2029 nanti, industri hulu migas telah memiliki total 133 proyek, dengan nilai total investasi sebesar US$ 3,76 miliar atau Rp 58 triliun,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di acara Pre IOG SCM & NCB Summit di Batam, Kepulauan Riau, Rabu (3/7).

Beberapa proyek tersebut telah berjalan seperti proyek Forel dan West Belut di Kepulauan Riau, dengan Medco Natuna Sea B sebagai kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Proyek ini ditargetkan onstream pada kuartal IV 2024 dengan produksi 10.000 barrel oil per day (BOPD) dan 50 juta standard kaki kubik per hari (MMSCFD).

Kemudian, terdapat proyek Mako dengan KKKS West Natuna Exploration Ltd yang ditargetkan onstream pada kuartal IV 2025 dengan produksi 120 MMSCFD; proyek Ande-Ande Lumut (KKKS Prima Energy Natuna) yang ditargetkan onstream pada kuartal I 2028, dengan produksi 20.000 BOPD.

Keempat, yakni proyek Singa Laut dan Kuda Laut (KKKS Harbour Energy), untuk gas ditargetkan onstream pada kuartal IV 2026 dengan produksi sebesar 135 MMSCFD, sedangkan untuk minyak ditargetkan onstream pada kuartal IV 2028 dengan produksi sebesar 20.313 BOPD.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...