Risiko Perang Total di Timur Tengah, Harga Minyak Melonjak 3,6%
Harga minyak melonjak pada Rabu (31/7) seiring meningkatnya konflik di Timur Tengah usai tewasnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, yang dibunuh oleh Israel. Pemimpin Iran dilaporkan memerintahkan serangan balasan terhadap negara Yahudi tersebut.
Minyak mentah Brent menembus level US$ 81 per barel melonjak 3,6% dibandingkan sesi sebelumnya. sedangkan minyak West Texas Intermediate beraada di atas level US$ 78.
Ayatollah Ali Khamenei dari Iran memerintahkan serangan langsung terhadap Israel, menurut laporan New York Timer. Perintah itu setelah Iran mengatakan Israel membunuh pemimpin politik Hamas di Teheran, tak lama setelah membunuh seorang anggota senior Hizbullah di Beirut.
“Kami khawatir kawasan ini berada di ambang perang habis-habisan,” kata wakil perwakilan Jepang untuk PBB Shino Mitsuko pada Rabu ketika dewan keamanan PBB menyerukan peningkatan upaya diplomatik.
Sementara itu, pejabat AS masih mendorong gencatan senjata di Gaza tetapi mengakui bahwa hal tersebut kini lebih sulit daripada sebelumnya setelah kematian pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh.
Eskalasi di Timur Tengah terjadi sebelum pertemuan negara-negara anggota utama OPEC dan sekutunya yang akan berlangsung hari ini. Para delegasi mengatakan pertemuan ini kemungkinan hanya rutinitas semata tanpa ada perubahan apa pun terhadap rencana untuk memulihkan produksi mulai kuartal keempat.
Harga minyak mentah masih lebih tinggi tahun ini meskipun mencatatkan penurunan bulanan pada Juli seiring meningkatnya kekhawatiran atas permintaan dari Cina, importir terbesar minyak dunia.
Sebelumnya kenaikan harga didorong oleh ketegangan di Timur Tengah — sumber sekitar sepertiga minyak mentah dunia — serta pembatasan OPEC+ dan ekspektasi bahwa pelonggaran moneter akan meningkatkan permintaan AS.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada hari Rabu bahwa pemotongan suku bunga dapat dilakukan paling cepat pada bulan September.
Di luar Timur Tengah, persediaan minyak mentah AS menyusut 3,4 juta barel minggu lalu, menurut data resmi. Penurunan stok mingguan kelima adalah penurunan terpanjang sejak Januari 2022.