Ekonomi Cina Melemah, OPEC Pangkas Prospek Permintaan Minyak Global
OPEC memangkas perkiraannya untuk pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun 2024. Hal ini dikarenakan ekspektasi yang lebih lemah untuk Cina.
Penurunan prospek permintaan ini menjadi dilema bagi kartel minyak global ini yang berencana meningkatkan produksi mulai Oktober mendatang.
Ini adalah pemangkasan pertama dalam perkiraan OPEC untuk tahun 2024 sejak dilakukan pada bulan Juli 2023, dan muncul setelah meningkatnya tanda-tanda bahwa permintaan di Cina di bawah dari ekspektasi karena merosotnya konsumsi solar dan karena krisis di sektor properti menghambat ekonomi.
Dalam laporan bulanan pada Senin (12/8), OPEC mengatakan permintaan minyak dunia akan naik sebesar 2,11 juta barel per hari (bph) pada 2024, turun dari pertumbuhan 2,25 juta bph pada proyeksi sebelumnya.
Ada perpecahan besar dalam perkiraan pertumbuhan permintaan tahun 2024 karena perbedaan pendapat mengenai Cina dan laju transisi dunia menuju bahan bakar yang lebih bersih.
OPEC masih berada di puncak estimasi industri dan masih harus menempuh jalan panjang untuk menyamai pandangan Badan Energi Internasional yang jauh lebih rendah.
"Revisi kecil ini mencerminkan data aktual yang diterima untuk kuartal pertama tahun 2024 dan dalam beberapa kasus untuk kuartal kedua, serta melunakkan ekspektasi pertumbuhan permintaan minyak Cina pada 2024," kata OPEC dalam laporan tersebut, dikutip Selasa (13/8).
OPEC mengatakan pertumbuhan permintaan tahun ini masih di atas rata-rata historis 1,4 juta bph yang terlihat sebelum pandemi COVID-19 pada 2019, yang menyebabkan penurunan penggunaan minyak, dan bahwa permintaan perjalanan musim panas akan tetap kuat.
"Meskipun musim berkendara musim panas dimulai lambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, permintaan bahan bakar transportasi diperkirakan akan tetap solid karena mobilitas jalan dan udara yang sehat," kata OPEC.
Dalam laporan tersebut, OPEC juga memangkas estimasi pertumbuhan permintaan tahun depan menjadi 1,78 juta bph dari 1,85 juta bph sebelumnya, juga di kisaran atas yang diharapkan industri.
Minyak minggu lalu menyentuh harga terendah tahun ini mendekati US$ 75 per barel karena kekhawatiran tentang permintaan Cina dan kemungkinan resesi AS. Harga stabil setelah laporan dirilis, diperdagangkan di atas US$ 80.
Produksi Juli Naik
OPEC+, gabungan OPEC dan sekutu seperti Rusia, telah menerapkan serangkaian pemangkasan produksi sejak akhir 2022 untuk mendukung harga pasar, yang sebagian besar akan berlaku hingga akhir 2025.
Pada 1 Agustus, OPEC+ mengonfirmasi rencana untuk mulai menghentikan pemangkasan terbaru sebesar 2,2 juta bph mulai Oktober, dengan peringatan bahwa pemangkasan tersebut dapat dihentikan sementara atau dibatalkan jika diperlukan.
OPEC masih memiliki waktu satu bulan untuk memutuskan apakah akan mulai menaikkan pasokan minyak mulai Oktober, dan akan mempelajari data pasar minyak dalam beberapa minggu mendatang.
Laporan OPEC menunjukkan bahwa produksi aktual tetap meningkat, dengan OPEC+ memompa 40,9 juta bph pada Juli, naik 117.000 bph dari Juni, yang dipimpin oleh peningkatan dari Arab Saudi.
Laporan OPEC memproyeksikan permintaan minyak mentah OPEC+, atau minyak mentah dari OPEC plus negara-negara sekutu yang bekerja sama dengannya, sebesar 43,8 juta bph pada kuartal IV, yang secara teori memberikan ruang bagi peningkatan produksi.
Namun, perkiraan lain memberikan ruang yang lebih kecil. IEA, yang mewakili negara-negara industri, melihat pertumbuhan permintaan yang jauh lebih rendah daripada OPEC sebesar 970.000 bph pada 2024.