Harga Minyak Stabil Usai Turun Tajam, Pasar Antisipasi Penurunan Suku Bunga Fed

Happy Fajrian
15 Agustus 2024, 09:13
harga minyak
Zukiman Mohamad/Pexels
Ilustrasi kilang minyak lepas pantai.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Harga minyak stabil usai terkoreksi hingga 3,1% selama dua hari perdagangan hingga Rabu (14/8). Pasar kini mengantisipasi potensi pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed.

Minyak mentah Brent pagi ini, Kamis (15/8), naik 17 sen atau 0,2% ke level US$ 79,93 per barel. Sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 23 sen atau 0,3% ke level US$ 77,21.

Kedua harga minyak acuan dunia itu turun lebih dari 1% pada Rabu setelah persediaan minyak mentah AS meningkat secara tidak terduga serta meredanya kekhawatiran terhadap eskalasi konflik di Timur Tengah.

Harga-harga konsumen AS naik secara moderat pada Juli dengan tingkat inflasi tahunan melambat ke bawah 3% untuk pertama kalinya dalam 3,5 tahun. Ini meningkatkan harapan Fed memangkas suku bunga bulan depan.

"Kami melihat koreksi di perdagangan di Asia dengan pasar minyak mengalami kelebihan penjualan pada Rabu," kata ekonom Nomura Securities, Yuki Takashima, dikutip dari Reuters, pada Kamis (15/8).

Dia menambahkan bahwa investor bertaruh bahwa Fed akan mulai memangkas suku bunga acuan pada bulan depan.

"Tetap saja, harga minyak diperkirakan akan tetap di bawah tekanan di masa depan karena kekhawatiran permintaan global, terutama Cina, melemah," kata Takashima yang memprediksi WTI di level US$ 72 per barel pada bulan ini.

Data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik 1,4 juta barel pada pekan yang berakhir 9 Agustus, dengan analis memprediksi penurunan sebesar 2,2 juta barel.

Pada awal pekan ini, International Energy Agency (IEA) memangkas proyeksi permintaan minyak global untuk tahun 2025, mengutip dampak pelemahan ekonomi Cina terhadap konsumsi energi. Sebelumnya OPEC juga memangkas proyeksinya dengan alasan yang sama.

Secara global, permintaan bahan bakar jet juga diperkirakan akan melemah karena perlambatan belanja konsumen yang mempengaruhi anggaran perjalanan, perubahan yang dapat membebani harga minyak dalam beberapa bulan mendatang.

Mengimbangi kekhawatiran permintaan dan mendukung harga minyak, investor tetap khawatir tentang kemungkinan tanggapan Iran terhadap pembunuhan pemimpin kelompok Islam Palestina Hamas bulan lalu.

Tiga pejabat senior Iran mengatakan bahwa hanya kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang akan menahan Iran dari pembalasan langsung terhadap Israel atas pembunuhan tersebut.

Hamas mengatakan pada Rabu bahwa mereka tidak akan mengambil bagian dalam putaran baru perundingan gencatan senjata Gaza yang dijadwalkan pada hari Kamis di Qatar, meredupkan harapan untuk gencatan senjata yang dinegosiasikan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...