Pemerintah Targetkan Investasi Hidrogen Hijau Capai Rp 395 Triliun pada 2060
Pemerintah Indonesia menargetkan investasi sektor swasta untuk pengembangan hidrogen hijau atau green hydrogen mencapai US$ 25,2 miliar atau setara Rp 395.58 triliun (asumsi kurs Rp 15.697,7/US$) pada 2060.
Inisiatif ini dirancang untuk mencegah krisis energi di sektor industri, sekaligus mendukung pengurangan karbon dioksida, dengan target pemotongan emisi CO2 sebesar 912 juta ton pada 2030.
"Meskipun biaya produksi masih cukup tinggi, potensi bisnis hidrogen hijau lebih besar dibandingkan dengan hidrogen konvensional," kata Direktur Deregulasi Penanaman Modal di Kementerian Perindustrian Dendy Apriandi, dikutip dari Xinhua, Minggu (18/8).
Salah satu perusahaan yang cukup gencar mendorong investasi pengembangan green hydrogen, adalah PT Pertamina. Perusahaan berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini, telah mengalokasikan US$ 11 miliar untuk mencapai target pengembangan energi hijau.
Salah satu upaya pemerintah untuk mendorong investasi di bidang hidrogen hijau, adalah menyiapkan regulasi mengenai insentif dan keringanan pajak yang dibutuhkan para pengembang untuk mempercepat pengembangannya.
Selain itu pemerintah juga tengah mengkaji strategi hidrogen nasional yang diharapkan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Regulasi hidrogen tersebut juga mengatur standar tax holiday, tax allowance, pajak, dan dasar regulasi perdagangan karbon.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, target produksi hidrogen mencapai 9,9 Mtpa (juta ton per tahun) pada 2060. Angka tersebut untuk memenuhi kebutuhan sektor industri sebesar 3,9 Mtpa, transportasi (1,1 Mpta), kelistrikan (4,6 Mpta), dan jaringan gas rumah tangga (0,28 Mpta).
Sebelumnya, Deputi Menteri Koordinator Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Jodi Mahardi mengatakan, Indonesia secara geografis dekat dengan negara-negara yang memiliki permintaan tinggi akan hidrogen bersih, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura, yang bersama-sama mewakili pasar hidrogen sekitar 4 juta ton per tahun.
Indonesia sendiri, memiliki cadangan gas terbesar kedua di Asia Pasifik dan potensi penyimpanan CO2 terbesar ketiga di kawasan tersebut untuk hidrogen biru. Sementara untuk hidrogen hijau, Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar kedua di dunia dan potensi kapasitas tenaga surya lebih dari 200 GW.