Harga Minyak Sentuh Level Terendah 8 Bulan Dipicu Kekhawatiran Permintaan Global

Happy Fajrian
22 Agustus 2024, 11:26
harga minyak
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Pekerja Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) memeriksa instalasi saat perawatan salah satu sumur minyak dan gas di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023). PHE ONWJ berhasil mencapai produksi pada tahun 2022 sebesar 27.593 barrel oil per day (BOPD) untuk minyak dan 74,49 million standard cubic feet per day (MMSCFD) untuk gas.
Button AI Summarize

Harga minyak turun ke level terendahnya sejak Januari tahun ini seiring kekhawatiran melambatnya ekonomi Amerika Serikat (AS) mengalahkan dukungan harga dari turunnya persediaan minyak mentah negara itu.

Brent turun US$ 1,15 atau 1,49% ke level US$ 76,05 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) turun US$ 1,24 atau 1,69% ke level US$ 71,93 pada akhir perdagangan Rabu (21/8). Sementara pagi ini, Kamis (22/8), Brent di level US$ 76,07 dan WTI US$ 71,84.

Pertumbuhan lapangan kerja AS mungkin jauh lebih lemah sepanjang tahun hingga Maret dibandingkan yang dilaporkan sebelumnya, menambah serangkaian tanda-tanda terkini bahwa ekonomi AS tengah kehilangan momentum.

Harga patokan minyak global kini telah kehilangan semua keuntungannya sepanjang tahun ini karena kekhawatiran tentang konsumsi — baik di AS maupun Cina — telah mengimbangi dampak pemotongan pasokan dari OPEC+.

Para pedagang akan fokus pada simposium kebijakan di Jackson Hole, Wyoming, tempat Ketua Federal Reserve Jerome Powell akan berpidato pada hari Jumat, menambahkan perincian lebih lanjut tentang keadaan ekonomi.

Aksi jual pada hari Rabu terjadi bahkan ketika angka-angka menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun ke level terendah sejak Januari. Kepemilikan minyak sulingan dan bensin juga turun.

Di Timur Tengah, AS terus mendorong gencatan senjata antara Israel dan Hamas dalam konflik 10 bulan di Gaza. Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Rabu untuk membahas kesepakatan guna mengakhiri pertempuran.

Sementara impor minyak Cina yang lemah dan permintaan bahan bakar yang lesu di AS telah membebani harga.

"Kemungkinan gangguan terkait cuaca sepanjang musim badai, serta risiko geopolitik di Afrika Utara dan Timur Tengah, dapat menimbulkan peluang pembelian sekitar US$ 75 per barel untuk bangkit kembali ke US$ 80-an," kata analis Citigroup Inc. dikutip dari Bloomberg.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...