Progres Hilirisasi Batu bara, Bukit Asam: Masih Penjajakan Mitra Baru

Mela Syaharani
28 Agustus 2024, 12:30
batu bara, hilirisasi, ptba, bukit asam
ANTARA FOTO/Andri Saputra.
Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk yang didatangkan dari Samarinda di Pelabuhan PLTU Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Kamis (4/1/2023).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengatakan saat ini masih mencari mitra baru untuk proyek hilirisasi batu bara ke Dimethyl Ether (DME).

“Memang saat ini kami sedang melakukan penjajakan ke beberapa calon mitra strategis untuk pengembangan ini,” kata SVP Project Management Office PTBA, Setiadi dalam Pubex 2024 yang dipantau secara daring pada Selasa (27/8).

Untuk diketahui, PTBA pernah berencana melakukan gasifikasi batu bara dengan menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Air Products. Namun, kerja sama tersebut berakhir tahun lalu.

Setiadi mengatakan dalam mencari calon mitra barunya ini PTBA mempertimbangkan akses dari sisi pendanaan, sisi kelayakan teknologi maupun juga kepemilikan pasarnya.

“Jadi harapannya nanti partner baru yang diperoleh oleh Bukit Asam nantinya tepat sasaran dan juga secara teknis maupun juga ekonomis mampu untuk mendevelop proyek coal to DME sesuai dengan sisi harga patokan yang diharapkan oleh pemerintah,” ujarnya.

Terkait penjajakan hal ini sebelumnya pernah disampaikan PTBA pada Maret lalu. “Kami masih melakukan kajian baik secara teknologi, baik itu perusahaan Cina ataupun negara lain,” kata Direktur Pengembangan Usaha PTBA, Rafli Yandra beberapa waktu lalu, Jumat (8/3).

Senada dengan Rafli, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail juga mengatakan hal serupa. Menurut dia PTBA tetap berkomitmen mendukung hilirisasi yang menjadi program pemerintah. “Jadi untuk ini kami sedang melakukan penjajakan dengan beberapa perusahaan di Cina,” kata Arsal.

Menurutnya, penjajakan bersama perusahaan Cina dilakukan PTBA sebab menurutnya ada beberapa perusahaan asal negeri panda yang sudah memproduksi DME.

“Dari yang beberapa itu yang paling sering membahas bersama kami namanya itu Ease China Engineering. Itu yang paling serius yang kami jajaki untuk yang masalah DME, disamping kami akan berbicara mengenai keekonomiannya,” ujarnya.

Selain melakukan hilirisasi melalui DME, Arsal menyebut PTBA juga akan fokus untuk melakukan hilirisasi agar menghasilkan turunan lainnya. “Kami tidak hanya fokus ke DME, tapi juga fokus pada turunan lainnya seperti metanol, etanol,” ucapnya.

Kembali membahas Air Products, hengkangnya perusahaan asal Amerika dalam gasifikasi ini membuat proyek ini mandek. Hal ini lantaran pemerintah belum juga mendapatkan mitra baru untuk PTBA.

Komitmen investasi Air Products pada proyek gasifikasi batu bara di Indonesia mencapai US$ 15 miliar atau setara Rp 210 triliun. Sebelum menyatakan hengkang, rencana investasi tersebut telah terealisasi sebesar US$ 7 miliar atau setara Rp 102 triliun.

Sebelum Air Products hengkang, pemerintah menargetkan proyek gasifikasi batu bara DME di Tanjung Enim, Sumatera Selatan rampung dan bisa beroperasi komersial atau Commercial Operation Date (COD) pada kuartal keempat atau akhir 2027.

Proyek tersebut sanggup menghasilkan 1,4 juta ton DME per tahun dari 6 juta ton batu bara berkalori 4.200. Selain itu, pabrik tersebut juga akan memproduksi metanol 2,1 juta ton per tahun dan Syngas atau gas sintetis sebesar 4,5 juta kN/m3 per tahun.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...