Harga Minyak Dunia Melonjak, Pengamat Sarankan RI Segera Batasi BBM Bersubsidi
Pergerakan harga minyak dunia pada sore ini turun 2% usai sepekan terakhir melonjak 8%. Melansir Reuters pada sore ini, harga minyak Brent turun 2% menjadi US$ 79,31 per barel dan West Texas Intermediate turun 2,07% menjadi US$ 75,54 per barel.
Kenaikan harga minyak terhenti pada hari ini karena pasar menunggu respon Israel terhadap serangan roket Iran pada minggu lalu. Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan kenaikan harga minyak terjadi akibat dampak serangan Iran.
Lonjakannya dapat terus terjadi apabila konflik geopolítik di Timur Tengah memanas. "Kalau eskalasi perang meluas, tidak menutup kemungkinan angkanya di atas US$ 100 per barel. Kondisi ini akan sangat mempengaruhi Indonesia karena negara net importer minyak," katanya saat dihubungi Katadata.co.id, Selasa (8/10).
Untuk mengantisipasi hal itu, pemerintah perlu mengambil dua langkah. Pertama, menaikkan harga bahan bakar minyak nonsubsidi pada bulan depan. Kedua, melakukan pembatasan BBM bersubsidi untuk menghemat anggaran negara.
Dalam catatan Reuters, harga minyak Brent naik lebih 8% dan WTI melonjak 9% pada pekan lalu. Angka kenaikannya menjadi yang tertinggi secara mingguan dalam setahun terakhir.
Lonjakan itu terjadi setelah serangan rudal Iran pada 1 Oktober terhadap Israel. Pelaku pasar khawatir Israel meresponnya dengan menyerang infrastruktur minyak di Teheran. "Jika itu terjadi harga minyak bisa naik US$ 3 hingga US$ 5 per barel," kata Presiden Lipow Oil Associates Andrew Lipow, dikutip Reuters.