Menteri Bahlil: Indonesia Kuasai 45% Cadangan Nikel Dunia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut Indonesia memiliki hampir setengah dari cadangan nikel dunia. Ia mengutip data dari laporan survei badan geologi Amerika Serikat atau USGS.
“Empat bulan lalu, USGS mengatakan cadangan nikel kita 40-45% dunia,” kata Bahlil dalam acara "Relawan Pengusaha Muda Nasional" atau Repnas di Jakarta pada Senin (14/10).
USGS mencatat cadangan nikel Indonesia mencapai 55 juta ton atau 42,31% dari total cadangan dunia yang sebesar 130 juta ton pada 2023. Indonesia merupakan negara dengan jumlah cadangan nikel terbesar di dunia.
Masih mengutip data yang sama, produksi tambang nikel pada 2023 mencapai 1,8 juta ton atau 50% dari produksi dunia yang mencapai 3,6 juta ton
Bahlil mengatakan, dengan jumlah cadangan yang besar ini, Indonesia mendapatkan banyak tekanan dari negara lain agar mempertimbangkan soal pelarangan izin ekspor bijih nikel. Padahal, pelarangan izin ekspor ini mendatangkan pendapatan negara yang besar.
“Dari hilirisasi nikel ini dapat menciptakan efek berganda untuk ekonomi Indonesia yang membuat kita bisa menciptakan kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi baru,” ujarnya.
Badan Geologi sebelumnya mengumumkan, jumlah sumber daya bijih nikel mencapai 17,3 miliar ton dan sumber daya logam nikel sebesar 174,2 juta ton. Hal ini mengacu pada neraca sumber daya serta cadangan mineral dan batu bara (minerba) nasional 2023.
“Dengan total cadangan bijih 5 miliar ton,” kata Ketua Tim Kerja Keprospekan dan Evaluasi Sumber Daya dan Cadangan Mineral-PSDMBP Moehamad Awaludin dalam Kolokium Hasil Kegiatan Tahun 2023 pada Kamis (1/8).
Selain itu, Badan Geologi juga mencatat bahwa total cadangan logam nikel berjumlah 55 juta ton dan produksi nikel apda 2023 mencapai 175 juta ton.