Lampaui Target, 155.429 Rumah Tangga Dapat Bantuan Pasang Baru Listrik di 2024
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menargetkan 150.000 rumah tangga dapat mengikuti program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) selama tahun 2024.
Hingga Desember 2024, realisasi program BPBL telah melebihi target. Tercatat sebanyak 155.429 rumah tangga atau 103,6 persen dari target telah mendapatkan bantuan tersebut.
BPBL merupakan program kemitraan antara Kementerian ESDM dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Adapun pemerintah menugaskan PT PLN (Persero) untuk melaksanakan kegiatan pengadaan dan pemasangan.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu mengatakan, pemerintah bersama PLN terus berupaya memperluas akses listrik hingga ke desa dan daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T).
"Kami berharap ke depan seluruh kebutuhan listrik masyarakat dapat sepenuhnya dilayani oleh PLN," ujar Jisman di Jakarta, Jumat (20/12/2024).
Sejak 2022, realisasi program BPBL selalu melebihi target. Pada tahun itu, dari target 80.000 rumah tangga, telah terealisasi 80.183 rumah tangga atau tercapai 100,2 persen. Sementara pada 2023, sebanyak 131.600 rumah tangga dari target 125.000 rumah tangga telah mendapat bantuan listrik atau terealisasi 105,3 persen.
Pada 2022, program BPBL menyasar 22 provinsi. Lalu naik menjadi 32 provinsi pada 2023 dan meningkat menjadi 36 provinsi pada 2024.
Jisman menyampaikan, hingga September 2024, rasio elektrifikasi (RE) telah mencapai 99,82. RE merupakan perbandingan jumlah rumah tangga yang berlistrik dengan total rumah tangga se-Indonesia.
Sebanyak 0,18 persen rumah tangga yang belum berlistrik sebagian besar tersebar di wilayah terpencil (remote area), khususnya daerah 3T. Selain itu, masih ada masyarakat di perdesaan dan perkotaan yang sudah terdapat jaringan listrik, namun belum bisa menyambung listrik sebagai pelanggan PLN.
Oleh karena itu, menurut Jisman, program BPBL sangat membantu memperluas akses listrik kepada masyarakat.
“Masih banyak masyarakat yang menyalur listrik ke tetangga karena tidak mampu membayar biaya pasang baru listrik. Program BPBL yang diberikan gratis ini merupakan upaya untuk memperluas akses listrik kepada masyarakat kurang mampu,” ujar Jisman.
Selain menambah jumlah pelanggan PLN, program BPBL diharapkan dapat mengurangi susut jaringan akibat penarikan-penarikan sambungan dari tetangga yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Pasalnya, penerima program ini akan mendapatkan instalasi listrik rumah berupa 3 titik lampu dan 1 kotak kontak, pemeriksaan, pengujian instalasi, penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO), serta penyambungan ke PLN, dan token listrik perdana.
“Melalui program ini, kami berharap susut jaringan dari sambungan ilegal melalui penarikan kabel ke tetangga dapat berkurang,” tutur Jisman.
Dukungan PLN
Direktur Retail dan Niaga PT PLN (Persero) Edi Srimulyanti menyampaikan bahwa penyambungan listrik gratis melalui program BPBL merupakan wujud nyata penerapan sila kelima Pancasila. Program ini diharapkan dapat berlanjut untuk mempercepat elektrifikasi di Indonesia.
"Semoga program ini bisa bermanfaat untuk masyarakat, tentunya bisa meningkatkan taraf hidupnya," ujar Edi saat penyalaan pertama program BPBL di Kabupaten Belitung beberapa waktu lalu.
Program BPBL merupakan dukungan badan usaha milik negara (BUMN) dalam mengejar target rasio elektrifikasi sebesar 100 persen. Masyarakat yang sebelumnya memiliki keterbatasan dalam penyambungan tenaga listrik, kini dapat menikmati listrik untuk menunjang kegiatan sehari-hari.
Adapun kriteria dari calon penerima BPBL ini yaitu belum tercatat sebagai pelanggan PLN, berdomisili di daerah yang tersedia jaringan tegangan rendah, terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), berdomisili di wilayah 3T dan/atau berdasarkan hasil validasi rumah tangga oleh kepala desa/lurah/perangkat desa yang setara.