Linda Tinggalkan Lampu Teplok Setelah Terima Bantuan Pasang Baru Listrik
Linda (52), warga Desa Suka Rende, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara masih ingat rasanya saat menyalakan lampu teplok untuk penerangan di rumahnya.
Dua puluh tahun lebih ia mengandalkan lampu teplok karena tidak ada listrik di rumahnya. Atap jerami di rumahnya menghitam karena asap lampu teplok.
"Lampu teplok kek mana kalau malam mau belajar anak-anak berebutan," ujar ibu tujuh anak ini.
Sehari-hari Linda dan suaminya bekerja sebagai buruh tani musiman untuk menanam kacang tanah, ubi, dan jagung. Ia tak punya biaya untuk memasang listrik sendiri.
Kesulitan Linda mendapat solusi dari pemerintah. Linda merupakan salah seorang penerima manfaat Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Senang sekali hatiku karena dulu mau masang (instalasi listrik) pun tak bisa. Sekarang sudah terang," ujarnya dengan mata berkaca.
Mareksa Ginting (48) mengucap syukur atas program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) hadir di Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Mareksa Ginting (48), tetangga Linda, juga belum mampu mengakses listrik sebelum BPBL hadir. Sama seperti Linda, ia pun mengandalkan lampu teplok sebelum lampu LED dipasang di rumahnya.
"Lebih enak pakai lampu (LED) ini, dulu memakai lampu teplok susah sekali dan tidak betah di rumah karena gelap. Sekarang senang sekali, saya ucapkan terima kasih atas bantuan ini," ujar petani palawija ini.
Linda dan Mareksa merupakan bagian dari 155.429 rumah tangga penerima manfaat BPBL di tahun 2024.
Lampaui Target
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu, Jumat (27/12) di Jakarta, menyampaikan capaian BPBL tahun ini meningkat dibandingkan realisasi tahun 2022 sebesar 80.183 rumah tangga dan tahun 2023 sebesar 131.600 rumah tangga.
“Realisasi BPBL tahun 2024 ini melampaui target awal sebanyak 150.000 rumah tangga atau tercapai 103,61 persen,” ujar Jisman.
Ia mengatakan, Pemerintah bersama PT PLN (Persero) terus berupaya memperluas akses listrik hingga ke desa-desa dan daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), agar kebutuhan listrik tidak hanya terpenuhi di perkotaan dan sektor industri, tetapi juga di seluruh pelosok negeri.
"Kami berharap ke depan seluruh kebutuhan listrik masyarakat dapat sepenuhnya dilayani oleh PLN. Untuk itulah program BPBL ini hadir," ujarnya.
Jisman menegaskan program ini bersifat gratis dan tidak dipungut biaya apapun. Ia mengatakan apabila pada pelaksanaannya terdapat pungutan liar, masyarakat dapat menyampaikan pengaduan kepada Kementerian ESDM melalui berbagai kanal seperti media sosial dan Contact Center 136.
Anggota Komisi VII DPR RI Dapil Sumatera Utara Hendrik H. Sitompul mengatakan, masih banyak masyarakat Deli Serdang yang belum punya instalasi listrik sendiri. Ia mengatakan Program BPBL diusulkan oleh DPR RI secara bertahap setiap tahun.
“Program listrik ini tidak hanya pasang baru listrik, tapi juga penerangan lampu jalan. Masyarakat bahagia sekali karena ada program pasang barunya,” tutur Hendrik.