ESDM Berencana Hentikan Penerbitan Izin Baru Penggunaan Air Tanah di Jakarta
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mempertimbangkan akan menghentikan penerbitan izin baru penggunaan air tanah di Jakarta. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menyebut kondisi cekungan air tanah atau CAT di Ibu Kota sudah tergolong rusak, bukan hanya kritis.
Kerusakan itu terjadi karena pengambilan air tanah yang intensif. "Nanti akan kami konsolidasikan dulu dengan Pemerintah Provinsi Jakarta," kata Yuliot di kantornya, Jakarta, Rabu (8/1).
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono sebelumnya menyebut pengambilan air dari dalam tanah di Jakarta selama puluhan tahun telah mengakibatkan land subsidence atau penurunan permukaan tanah.
Penurunan air tanah tersebut menyebabkan masyarakat pesisir utara Jakarta selalu terancam bencana rob. Bahkan, dalam satu tahun, terjadi penurunan sebesar 10 sentimeter di beberapa tempat.
Pemerintah berupaya agar suplai air, termasuk air baku, bisa memenuhi kebutuhan warga tanpa mengeksploitasi air tanah lebih buruk lagi. "Itulah mengapa kami memastikan agar sistem penyediaan air minum (SPAM) Jatiluhur bisa memberikan suplai air bersih kurang lebih 3.200 liter per detik,” kata AHY.
Selain itu, pemerintah juga berupaya agar SPAM Karian dari Banten segera berproduksi, sehingga juga bisa menambah suplai air. “Masyarakat juga bisa mengurangi pengambilan air tanah," ucapnya.