Indonesia Berencana Impor Minyak dari Rusia usai Gabung BRICS, Apa Dampaknya?

Mela Syaharani
13 Januari 2025, 15:09
impor minyak, rusia, brics
Katadata
Ilustrasi fasilitas produksi minyak dan gas bumi (migas).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan ada peluang mengimpor minyak bumi dari Rusia. Peluang ini muncul setelah Indonesia resmi bergabung menjadi anggota BRICS.

Pengamat ekonomi energi Universitas Padjadjaran Yayan Satyaki mengatakan ada dampak positif dan negatif dari rencana itu. “Kemungkinan kita dapat memperoleh harga minyak yang lebih murah 20%-30% dibandingkan harga pasar internasional,” katanya saat dihubungi Katadata.co.id pada Senin (13/1).

Namun, Rusia memakai hasil penjualan minyaknya untuk membiayai perang dengan Ukraina. "Saya agak khawatir nantinya ada tekanan negara Barat terhadap Indonesia, seperti ke sistem keuangan,” ujarnya.

Sistem fundamental Tanah Air, menurut dia, belum pulih seperti sebelum pandemi. Fase ini perlu diimbangi dengan kerja sama yang solid antarnegara. “Karena setiap negara membutuhkan sumber daya yang lebih murah,” ucapnya.

BRICS merupakan blok ekonomi Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. Anggotanya saat ini mencakup 40% lebih populasi dunia, termasuk di dalamnya negara-negara emerging market di Timur Tengah.

Peluang Impor Minyak ke Rusia

Bahlil menyebut potensi impor minyak bumi dari Rusia bisa saja dilakukan selama sesuai aturan. Indonesia selama ini mengimpor minyak dari Timur Tengah, yang sebagian di antaranya mungkin berasal dari Rusia.

Rencana impor ini, menurut dia, merujuk pada asas politik bebas aktif yang dianut oleh Indonesia. Berdasarkan asas tersebut, Bahlil menyampaikan tidak ada masalah bagi Indonesia untuk menempuh langkah yang menguntungkan negara.

Brasil sebagai pemegang presidensi BRICS tahun ini mengumumkan bahwa Indonesia telah resmi menjadi anggota organisasi internasional tersebut pada 6 Januari 2024. Indonesia disinyalir memiliki peluang mengakses minyak Rusia dengan harga yang lebih murah usai bergabung dengan BRICS.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, pihaknya masih menakar untung-rugi bagi Indonesia memasok minyak dari Rusia. “Sepanjang itu menguntungkan Republik Indonesia, bisa kita bicarakan. Kalau dapat lebih murah 20 dolar AS atau 22 dolar AS, kenapa tidak?” katanya beberapa waktu lalu.

Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...