RI dan Australia Garap Mineral Kritis untuk Perkuat Rantai Pasok Global

Mela Syaharani
24 Februari 2025, 11:28
Australia
Kementerian ESDM
Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arie Havas Oegroseno (kiri) bersama Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana (kanan) pada acara Sosialisasi Nota Kesepahaman Rantai Pasok Mineral Kritis dan Strategis, pada Selasa (18/2).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjalin kerja sama dengan Northern Territory (NT) Australia dalam penguatan rantai pasok mineral kritis dan strategis.

Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok mineral global serta mendukung upaya NT Australia dalam diversifikasi pasokan mineral.

Wakil Menteri Luar Negeri RI Arie Havas Oegroseno menekankan pentingnya diversifikasi kemitraan tidak hanya dengan negara, tetapi juga dengan negara bagian yang memiliki kapasitas signifikan dalam industri mineral kritis.

"Nota Kesepahaman ESDM dengan NT Australia ini dapat menjadi model bagi pemerintah Indonesia untuk menjajaki kerja sama dengan negara bagian lain yang memiliki potensi strategis di Australia," ujar Arie dalam keterangan resmi, Jumat (21/2).

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa muatan kerja sama ini selaras dengan Undang-Undang Mineral dan Batubara (UU Minerba) yang baru saja disahkan.

Menurutnya, kerja sama ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja melalui penelitian, inovasi, dan eksplorasi.

Dekarbonisasi dan Keberlanjutan Industri Pertambangan

Dadan juga menyoroti pentingnya dekarbonisasi industri pertambangan dengan mengadopsi energi terbarukan, elektrifikasi operasi pertambangan, serta penggunaan teknologi canggih.

"Indonesia menerapkan praktik yang mencegah hilangnya keanekaragaman hayati serta melindungi ekosistem alam, guna memastikan pembangunan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab," ujarnya.

Menteri Perdagangan, Bisnis, dan Hubungan Asia Northern Territory Australia, Hon Robyn Cahill, menyambut baik kerja sama ini dan berharap implementasinya dapat segera direalisasikan di tingkat industri dan pemerintah.

"Sumber daya kami terus bertambah setiap hari dengan ditemukannya cadangan dan peluang baru, terutama di sektor mineral kritis. Banyak organisasi dan bisnis yang menunjukkan minat untuk berinvestasi di wilayah kami karena potensinya yang besar," kata Cahill.

Nota Kesepahaman Rantai Pasok Mineral Kritis dan Strategis ini telah ditandatangani kedua belah pihak pada 12 November 2024. Sebagai implementasi, akan diadakan Roadshow Mineral Indonesia-NT Australia pada April 2025, yang melibatkan kunjungan perusahaan pertambangan Indonesia ke NT, Australia.

Selanjutnya, pada Mei 2025 akan dilakukan kunjungan balasan ke Sulawesi (Sorowako dan Morowali) atau Maluku (Teluk Weda). Selain itu, kerja sama ini mencakup studi dan pengembangan bersama dalam eksplorasi teknologi pengolahan dan pemurnian, serta program pelatihan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di sektor mineral.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...