Raksasa Tambang Prancis Mau Garap Bisnis Baterai Mobil Listrik di RI


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan bilateral dengan CEO Eramet Christel Bories di KBRI Paris, pada Senin (3/3). Pertemuan ini membahas tindak lanjut rencana investasi Eramet untuk produksi baterai kendaraan listrik (EV) di Weda Bay, Halmahera tengah.
Eramet merupakan salah satu investor dalam sektor pertambangan dan industri hilir, terutama nikel. Dalam kesempatan ini, Christel menekankan bahwa saat ini Eramet masih memerlukan informasi mengenai ketersediaan bahan baku yang diperlukan untuk pelaksanaan produksi di Indonesia.
“Kemitraan Indonesia dan Eramet memiliki potensi besar untuk mendorong inovasi, memperkuat industri nikel dan baterai kendaraan listrik, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi kedua pihak,” ujar Airlangga dalam keterangan resmi, Selasa (4/3).
Pengembangan Ekosistem Nikel di Indonesia
Kedua pihak menyepakati perlunya penyusunan peta jalan dan estimasi kapasitas produksi. Hal ini bertujuan agar pemerintah memberi dukungan kepada Eramet dalam upaya pengembangan ekosistem nikel di Indonesia.
Eramet juga ingin berinvestasi lebih lanjut di Indonesia dengan mitra lokal pada sektor critical minerals. Mereka juga ingin mencari peluang investasi, terutama di hilirisasi, dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Eramet juga menyampaikan dukungannya untuk percepatan penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EUCEPA) dengan European Commission, dalam rangka peningkatan investasi dan perdagangan Indonesia dan Uni Eropa, terutama dengan Prancis.
Airlangga berharap komitmen bersama antara Indonesia dan Eramet dapat membangun kemitraan yang kuat dalam mempercepat transformasi industri hijau Indonesia dan mendukung rantai pasok global.