Amman Mineral Targetkan Produksi Perdana Katoda Tembaga pada Akhir Maret 2025

Mela Syaharani
21 Maret 2025, 17:50
pabrik smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT)
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc.
Kepulan asap keluar dari cerobong pabrik smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Dusun Otak Keris, Kecamatan Maluk, Sumbawa Barat, NTB, Kamis (31/10/2024).

Ringkasan

  • Greenpeace Indonesia mendesak OJK untuk mengawasi pembiayaan industri sawit yang berkontribusi pada deforestasi.
  • Laporan dari organisasi masyarakat sipil di Uni Eropa mengungkapkan aliran kredit global senilai US$ 1,257 triliun ke perusahaan-perusahaan yang merusak ekosistem, termasuk di sektor kelapa sawit.
  • Greenpeace Indonesia dan Walhi menyerukan pemerintah Indonesia dan Uni Eropa untuk memperkuat regulasi lembaga keuangan dan memastikan investasi hanya digunakan untuk praktik yang bebas deforestasi.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Amman Mineral Internasional Tbk menargetkan produksi perdana katoda dari fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter) tembaga dapat dilakukan pada akhir bulan ini.

Tahap comissioning fasilitas tersebut masih berlangsung. "Dan berhasil memproduksi anoda tembaga pertama pada 12 Februari 2025," kata Direktur Utama AMMN, Alexander Ramlie dalam siaran pers, dikutip Jumat (21/3).

Dia mengatakan dalam proses perubahan perusahaan dari produsen konsentrat menjadi penghasil katoda tembaga dan emas batangan, menghadapi tantangan teknis. “Termasuk optimalisasi proses dan kinerja peralatan,” ujarnya.

Alexander juga mengatakan terdapat peningkatan signifikan dalam produksi tambang dan produksi tembaga, emas, serta konsentrat yang masing-masing melampaui panduan kinerja sebesar 6%, 7%, dan 6%. 

Meminta Relaksasi

AMMN sebelumnya berharap pemerintah akan memberikan relaksasi ekspor konsentrat tembaga pada 2025. Penyebabnya, proses commissioning smelter perusahaan berjalan lambat dan kapasitas input konsentrat masih 40%. 

Presiden Direktur Amman Mineral Internasional Rachmat Makkasau mengatakan pihaknya berhati-hati dalam melakukan uji coba pabrik tersebut. "Kami melakukan percobaan sana-sini untuk memastikan kapasitas bisa tercapai dengan cepat,” katanya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Rabu (19/2). 

Amman sebelumnya telah mendapatkan relaksasi ekspor konsentrat tembaga tapi berakhir pada 31 Desember 2024. Akibat progres smelter yang berjalan lambat, stok tembaga perusahaan mencapai 200 ribu ton konsentrat. 

Jika negara mengizinkan, Rachmat mengatakan, stok itu dapat dijual ke negara lain untuk memaksimalkan pendapatan negara. “Harapan kami progres commissioning dan start up bisa berjalan dengan baik dan cepat sehingga produk kami bisa diserap,” ujarnya. 

Smelter yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, itu memiliki kapasitas pengolahan 900 ton konsentrat tembaga per tahunnya. Dari jumlah tersebut, pabrik dapat menghasilkan 220 ribu ton katoda tembaga, 801 ribu ton asam sulfat, 18 ton emas, 55 ton perak, dan 77 ton selenium.

“Total investasi untuk pembangunan smelter ini sekitar US$ 1,4 miliar (Rp 22,91 triliun),” ujar Rachmat.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...