Kementerian ESDM Pastikan Rusia Tetap Berkomitmen Danai Proyek Kilang Tuban

Mela Syaharani
21 Maret 2025, 19:04
ESDM
Katadata/Fauza Syahputra
PLT Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyampaikan paparan pada acara Katadata Indonesia Policy Dialogue di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Ringkasan

  • Merger XL Axiata dan Smartfren diprediksi menghasilkan sinergi senilai Rp 4,8-6,4 triliun per tahun sebelum pajak, terutama dari optimalisasi jaringan dan aspek komersial.
  • Sinergi merger akan menciptakan entitas baru yang lebih kompetitif, dengan 94,5 juta pelanggan seluler dan pendapatan diperkirakan Rp 45,4 triliun secara pro-forma.
  • Entitas baru, XLSmart, akan berinvestasi selektif di kota-kota yang ditargetkan dan berfokus pada profitabilitas, serta akan meningkatkan penjualan silang melalui saluran digital.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa Rusia masih berkomitmen untuk mendanai proyek Grass Root Refinery (GRR) atau Kilang Tuban. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, setelah pertemuannya dengan Wakil Menteri asal Rusia.

"Kami sudah pernah bertemu dengan Rusia, mereka masih commit untuk menyediakan pendanaan," ujar Dadan dalam kunjungan kerja di Palembang, Sumatra Selatan, Jumat (21/3). Namun, ia tidak merinci siapa Wakil Menteri Rusia yang ditemuinya.

Kilang Tuban merupakan proyek kerja sama antara Pertamina dan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft. Pada Oktober 2019, keduanya telah menandatangani kontrak desain kilang dengan kontraktor terpilih.

Proyek ini dikelola oleh Kilang Pertamina Internasional bersama Rosneft melalui perusahaan patungan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP), yang didirikan pada November 2017. Dalam skema kepemilikan, Pertamina menguasai 55% saham, sementara Rosneft memiliki 45%.

Dadan menjelaskan bahwa proyek ini masih berada dalam tahap penyusunan keputusan akhir investasi (Final Investment Decision/FID). Namun, ia enggan memberikan kepastian kapan FID proyek ini akan rampung. "Kan harus ada pendanaannya dulu, tapi sudah ada komitmen dari Rusia," kata Dadan.

Kilang Tuban, yang berlokasi di Jawa Timur, menghadapi tantangan pendanaan akibat sanksi Uni Eropa terhadap Rusia akibat perang di Ukraina. Proyek ini memiliki nilai investasi sebesar US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 54,2 triliun.

Kilang ini dirancang dengan kapasitas pengolahan 300 ribu barel per hari dan diperkirakan mampu memproduksi 30 juta liter bahan bakar minyak (BBM) per hari, termasuk gasoline dan diesel.

Keterlambatan FID

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengungkapkan alasan di balik keterlambatan keputusan akhir investasi proyek ini. Corporate Secretary KPI Hermansyah Y. Nasroen, menjelaskan bahwa skala proyek yang besar dan sifatnya yang dimulai dari nol menjadi faktor utama keterlambatan FID.

"Karena proyek ini besar sekali dan grass root itu dimulai dari nol. Jadi memang proses FID-nya agak lama mungkin ya," ujar Hermansyah di Jakarta, Senin (10/3).

Meski demikian, ia memastikan bahwa tidak ada kendala signifikan dalam penyusunan FID. KPI tetap menargetkan penyelesaiannya tahun ini. "Memang mungkin perhitungannya, FIC tender-nya yang membuat sedikit terlambat,"ujarnya.

Setelah FID ditetapkan, KPI akan segera melanjutkan pembangunan kilang, termasuk tahap konstruksi. Namun, tahapan ini masih bergantung pada hasil akhir dari FID. Saat ini, penyusunan FID masih berada di tingkat KPI dan dilakukan secara paralel dengan tender Integrated Project Consultant (IPC).

Hermansyah juga menegaskan bahwa kerja sama dengan Rosneft tetap berjalan melalui skema Joint Venture (JV). "Kami masih bersama Rosneft dan terikat dengan JV tersebut," katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...