Tambah Bisnis Perhiasan, Antam Pastikan Emas Batangan tetap jadi Bisnis Utama


PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menambah lini bisnis baru di bidang perhiasan. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Arianto S. Rudjito mengatakan penambahan bisnis ini bersifat sebagai pelengkap, untuk menambahkan produk dan layanan kepada konsumen.
“Jadi sifatnya komplementer atau mendukung segmen emas batangan kami. Bisnis utama kami tetap emas batangan,” kata Arianto dalam konferensi pers kinerja operasi dan keuangan Q1 2025, Jumat (9/5).
Melalui pembukaan lini bisnis baru ini, kanjutnya, Antam akan membuka segmen konsumen baru. Arianto mengatakan konsumen perhiasan Antam ini juga diharapkan akan membuka potensi untuk membeli emas batangan mereka yang merupakan bisnis utama perusahaan.
Penambahan lini bisnis perhiasan ini sebelumnya sudah dipublikasikan Antam melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (6/5).
Kinerja Perusahaan Kuartal I 2025
Antam mencatatkan laba bersih pada kuartal pertama tahun ini mencapai Rp 2,3 triliun, naik hingga 1.003% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 210,9 miliar. Kenaikan laba perusahaan ditopang oleh melesatnya penjualan emas di tengah lonjakan harga.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, penjualan Antam pada kuartal I 2024 mencapai 26,15 triliun, naik 203% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 8,62 triliun.
Namun, beban penjualan juga ikut melonjak dari Rp 8,37 triliun menjadi Rp 22,51 triliun sehingga laba kotor naik dari Rp 250 miliar menjadi Rp 3,64 triliun. Direktur Utama ANTM Nicolas D. Kanter menyatakan, pencapaian ini merupakan hasil dari efisiensi berkelanjutan dan strategi bisnis yang diterapkan perusahaan.
“Kami terus mengedepankan strategi pemasaran yang inovatif, pengendalian biaya yang cermat, serta menjaga struktur biaya agar tetap kompetitif,” ujar Nicolas dalam keterangan resminya, dikutip Senin (5/5).
Kontributor terbesar lonjakan kinerja keuangan ANTAM pada tiga bulan pertama tahun ini didorong oleh segmen emas. Penjualannya melonjak dari Rp 7,67 triliun pada kuartal pertama tahun lalu menjadi Rp 21,61 triliun.
Volume penjualan emas melonjak 93% secara tahunan menjadi 13.739 kg, ditopang oleh peningkatan produksi sebesar 39% menjadi 230 kg. Lonjakan penjualan emas Antam didorong oleh meningkatnya permintaan di pasar global yang dipicu ketidakpastian geoekonomi dan geopolitik.
Emas dipandang sebagai aset lindung nilai atau safe haven. Perusahaan menjelaskan, peluncuran aplikasi 'ANTAM Logam Mulia' pada Maret 2025 juga turut mendorong penjualan. Aplikasi ini memudahkan transaksi emas digital melalui fitur BRANKAS berbasis mobile, lengkap dengan sistem keamanan dan perlindungan asuransi.