Bahlil Hentikan Operasional Tambang Nikel Milik Anak Usaha Antam di Raja Ampat

Mela Syaharani
5 Juni 2025, 16:14
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjawab pertanyaan wartawan sebelum bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/2/2025). Dalam pertemuan tersebut Presiden Prabowo menginstruksikan Menteri Energi dan Sumber D
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/Spt.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjawab pertanyaan wartawan sebelum bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/2/2025). Dalam pertemuan tersebut Presiden Prabowo menginstruksikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk melakukan reformasi subsidi LPG agar lebih tepat sasaran dan tidak lagi disalahgunakan pihak-pihak tertentu.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menghentikan sementara operasional PT Gag Nikel menambang nikel di kawasan Raja Ampat, Papua Barat. PT Gag Nikel merupakan anak perusahaan BUMN PT. Antam Tbk yang memiliki izin usaha pertambangan (IUP) di kawasan Raja Ampat 

“Kami sudah memutuskan lewat Dirjen Minerba untuk status IUP PT Gag sementara kami hentikan operasinya,” kata Bahlil dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Kamis (5/6).

Larangan ini berlaku sejak hari ini atau saat Bahlil mengumumkan hal tersebut pada konferensi pers. PT Gag tidak diperkenankan untuk melakukan kegiatan produksi sampai hasil peninjauan verifikasi dari tim ESDM selesai.

“Mulai sejak saya berbicara, bukan seterusnya. Untuk sementara kegiatan produksinya disetop dulu sampai menunggu hasil peninjauan verifikasi dari tim saya,” ujarnya.

Bahlil menyebut pihaknya akan segera menyampaikan temuan verifikasi apapun hasilnya. Tidak hanya menghentikan IUP, Bahlil juga berencana mengunjungi Pulau Gag di Raja Ampat untuk mengetahui kondisi lapangan.

Rencana ini akan dilakukan Bahlil di sela-sela jadwal kunjungannya ke area Sorong dan wilayah kerja migas Kepala Burung, Papua Barat. Kunjungan ini juga dilakukan untuk meluruskan beberapa gambar yang diunggah di media massa dan media sosial terkait Raja Ampat.

“Saya perhatikan gambar di media itu Pulau Piaynemo yang memang untuk pariwisata Raja Ampat. Padahal Jarak Pulau Piaynemo dengan Pulau Gag itu sekitar 30-40 kilometer,” ucapnya.

Bahlil membenarkan bahwa kawasan Raja Ampat merupakan wilayah pariwisata yang harus dilindungi. “Raja Ampat itu banyak hutan konservasi, banyak pulau untuk pariwisata tapi juga ada pulau yang memang ada pertambangan,” katanya.

Greenpeace Sebut Raja Ampat Rusak Imbas Tambang Nikel

Jaringan kampanye global, Greenpeace, menemukan aktivitas pertambangan di sejumlah pulau Raja Ampat, seperti Gag, Kawe, dan Manuran. Ketiga pulau ini berkategori kecil dan seharusnya tidak boleh ditambang menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil. 

Eksploitasi nikel di ketiga pulau itu telah membabat lebih dari 500 hektare hutan dan vegetasi alami khas setempat. Sejumlah dokumentasi pun menunjukkan adanya limpasan tanah yang memicu sedimentasi di pesisir, yang  berpotensi merusak karang dan ekosistem perairan Raja Ampat, Papua Barat.

Selain Pulau Gag, Kawe, dan Manuran, pulau kecil lain di Raja Ampat yang terancam tambang nikel ialah Pulau Batang Pele dan Manyaifun. Kedua pulau yang bersebelahan ini berjarak kurang lebih 30 kilometer dari Piaynemo, gugusan bukit karst yang gambarnya terpacak di uang pecahan Rp 100 ribu.  

Perairan Raja Ampat merupakan rumah bagi 75% spesies coral dunia dan punya lebih dari 2.500 spesies ikan. Daratannya memiliki 47 spesies mamalia dan 274 spesies burung. UNESCO juga telah menetapkan kawasan Raja Ampat sebagai global geopark.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan