Prabowo Temui Putin di Rusia, ESDM Pastikan Tak Bahas Proyek Nuklir

Mela Syaharani
19 Juni 2025, 14:36
Nuklir
ANTARA FOTO/Genta Tenri/wpa/tom.
Presiden Prabowo Subianto (ketiga kanan) memberi hormat setibanya di Terminal VVIP Bandar Udara Internasional Pulkovo, St. Petersburg, Rusia, Rabu (18/6/2025). Pada kunjungan kenegaraan ke Rusia tersebut Presiden Prabowo akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Vladimir Putin serta menjadi pembicara utama dalam St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi memastikan isu nuklir tidak masuk dalam agenda kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Rusia.

“Tidak ada sepertinya topik itu,” kata Eniya saat ditemui di Hotel Langham, Kamis (19/6).

Dalam lawatan tersebut, Prabowo didampingi oleh sejumlah pejabat, namun tidak melibatkan jajaran Direktorat Jenderal EBTKE.

“Kalau tidak salah, yang mendampingi Menteri ESDM hanya Dirjen Minerba dan Migas saja,” ujarnya.

Prabowo tiba di Bandara Internasional Pulkovo, St. Petersburg, pada Rabu (18/6) pukul 17.50 waktu setempat. Kunjungan ini merupakan undangan resmi dari Presiden Rusia Vladimir Putin dan akan berlanjut dengan pertemuan bilateral pada Kamis (19/6).

"Di Rusia, Presiden Prabowo, yang diundang langsung oleh Presiden Putin, akan diterima secara resmi sambutan kenegaraan, dan akan melakukan pertemuan bilateral pada 19 Juni 2025," kata Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dalam keterangan resmi Minggu (15/6).

PLTN Masuk RUPTL, Mulai Dibangun 2027

Meski tak dibahas dalam kunjungan ke Rusia, isu pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terus bergulir di dalam negeri. Kementerian ESDM menyatakan bahwa proyek PLTN akan mulai dikerjakan pada 2027.

PLTN masuk dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 milik PT PLN (Persero). Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut proyek awal akan memiliki kapasitas sebesar 500 megawatt (0,5 gigawatt).

“Lokasinya ada dua, di Sumatra dan satu lagi di Kalimantan,” kata Bahlil dalam konferensi pers, Senin (26/5).

Menurutnya, pemilihan lokasi telah melalui kajian kelayakan dan pertimbangan prioritas. Pemerintah juga tengah menyiapkan regulasi-regulasi yang dibutuhkan, dipimpin oleh Dirjen EBTKE.

“Rencana kita di 2032 sudah selesai. Pembangunannya empat sampai lima tahun. Jadi mungkin 2027 sudah mulai on kerjanya, tapi kami mulai dengan small (kapasitas kecil) dulu,” ujar Bahlil.

Namun, ia belum bersedia menjelaskan lebih lanjut soal teknologi yang akan digunakan dalam PLTN. Menurut Bahlil, hal ini belum bisa diungkapkan sekarang.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan