Pertamina NRE Bangun Pabrik Panel Surya, Dukung Ekspor Listrik ke Singapura

Mela Syaharani
19 Juni 2025, 19:20
Listrik
Dok Pertamina NRE
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) berencana membangun pabrik panel surya sebagai bagian dari strategi mendukung ekspor listrik bersih Indonesia ke Singapura. Proyek ini akan dimulai dalam waktu dekat melalui kerja sama dengan perusahaan solar manufacturing kelas dunia.

“Dalam waktu dekat kami akan ada groundbreaking untuk kerja sama dengan salah satu perusahaan tier satu solar manufacturing,” ujar Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE Fadli Rahman dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (19/6).

Fadli menambahkan bahwa pembangunan pabrik panel surya ini bukan hanya sebagai bentuk dukungan terhadap program ekspor energi bersih, tetapi juga langkah awal untuk mengeksplorasi potensi industri energi baru dan terbarukan (EBT) di dalam negeri.

“Kami bergerak di sana sebagai pengembang. Tapi saat ini kami mulai dahulu dari segi manufacturing,” katanya.

Target Ekspor Listrik Bersih ke Singapura

Indonesia menargetkan ekspor listrik bersih ke Singapura sebesar 3,4 gigawatt (GW) hingga 2035. Energi bersih tersebut akan dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan sistem penyimpanan energi berbasis baterai.

“Dari pertemuan awal antara Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong dengan Presiden Prabowo Subianto, memang yang diminta itu ekspor 3 GW, tapi seiring berjalannya waktu akan berkembang,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di Jakarta Jumat (13/6).

Bahlil menegaskan bahwa produksi listrik bersih Indonesia tidak hanya ditujukan untuk ekspor, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, terutama sektor industri hijau yang mengandalkan proses hilirisasi.

“Jadi tidak semuanya untuk ekspor listrik, sebagian untuk konsumsi dalam negeri,” ujarnya.

Dia menyampaikan bahwa ekspor energi bersih tidak terbatas pada pembangkit surya. Indonesia juga berpotensi mengembangkan pembangkit berbasis angin dan sumber energi baru lainnya untuk pasar ekspor ke negara selain Singapura.

“Selama ini saya bernegosiasi dengan Singapura agar saling menguntungkan. Ketika sudah ada titik temu menguntungkan, maka kita harus membuka diri,” ujarnya.

Dalam skema ekspor listrik ke Singapura, keterlibatan sektor swasta menjadi kunci. Namun demikian, keterlibatan PT PLN (Persero) sebagai pemasok masih belum dipastikan. “PLN bisa iya, bisa tidak,” kata Bahlil.

Menurutnya, PLN masih harus menyelesaikan pembangunan 69 pembangkit hingga 2034, sehingga fokus utama perusahaan pelat merah tersebut tetap diarahkan pada pelayanan publik.

“Kami lihat kemampuannya dulu. Kalau bagus, ya oke. Kalau tidak, kami fokuskan pada kebutuhan pelayanan publik,” ujar Bahlil, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...