Harga Minyak Naik Imbas Perang Iran-Israel, BPH Migas Imbau Masyarakat Hemat BBM

Mela Syaharani
23 Juni 2025, 15:05
Minyak
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Aktivitas Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (14/6/2022). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memprediksi Indonesian Crude Price (ICP) masih akan mengalami kenaikan sepanjang tahun ini bahkan bisa mencapai 50 persen dari level 2021, dimana harga minyak dunia saat ini sudah mencapai sekitar 120 dolar Amerika per barel yang disebabkan konflik di Rusia dan Ukraina.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengimbau masyarakat untuk lebih hemat dalam penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Imbauan ini disampaikan seiring kenaikan harga minyak acuan dunia yang dipicu eskalasi perang antara Iran dan Israel, serta keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik tersebut.

“Masyarakat perlu dihimbau untuk hemat dalam penggunaan BBM, sekaligus pemerintah memberikan kemudahan dan insentif untuk mendorong penggunaan transportasi publik,” kata Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman kepada Katadata.co.id, Senin (23/6).

Menurut Saleh, Indonesia masih bergantung pada impor minyak mentah (crude) dan BBM dari kawasan Timur Tengah, khususnya Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Jalur distribusi minyak dari kawasan tersebut sangat bergantung pada Selat Hormuz, jalur perdagangan utama yang saat ini terancam akibat memanasnya konflik.

“Badan usaha di sektor migas juga perlu mengantisipasi berbagai kemungkinan, termasuk dengan meningkatkan stok crude dan BBM,” ujarnya.

Selain itu, sebagian pasokan BBM Indonesia juga berasal dari negara-negara yang mengimpor crude dari Timur Tengah. Oleh sebab itu, jika Iran memutuskan menutup Selat Hormuz, dampaknya tidak hanya dirasakan secara langsung, tetapi juga tidak langsung ke Indonesia.

“Badan usaha juga sebaiknya menjalin kerja sama dengan negara di luar Timur Tengah, seperti Rusia dan Afrika, untuk menjamin keberlangsungan pasokan impor minyak,” kata Saleh.

Pertamina Alihkan Rute Kapal Minyak ke Jalur Aman

PT Pertamina (Persero) mulai mengambil langkah antisipasi untuk mengamankan distribusi minyak mentah mereka. Salah satunya dengan mengalihkan jalur pelayaran kapal ke rute yang lebih aman.

“Pertamina telah mengantisipasi situasi ini dengan mengamankan kapal kami dan mengalihkan rute ke jalur yang lebih aman, seperti melalui Oman dan India,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso.

Selain pengalihan rute, Pertamina juga sedang menghitung ulang harga jual BBM nonsubsidi, seiring lonjakan harga minyak mentah global dan fluktuasi kurs rupiah.

“Harga BBM nonsubsidi akan dievaluasi secara berkala oleh Pertamina Patra Niaga, menggunakan sejumlah parameter, antara lain harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah,” ujar Fadjar.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...