Pertamina Setor Rp 225 Triliun ke Negara Sejak Januari hingga Juli 2025
PT Pertamina (persero) telah menyumbang Rp 225,6 triliun kepada negara, selama periode Januari hingga Juli 2025. Jumlah tersebut terdiri atas setoran pajak Rp 122 triliun, PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) Rp 61,5 triliun, dan dividen Rp 42,1 triliun.
Besaran dividen ini merupakan dividen atas NPAT tahun buku 2024 yang sudah disetujui RUPS.
“Hingga Juli 2025 kontribusi (ke negara) telah mencapai Rp 225,6 triliun, menjadikan Pertamina sebagai penyumbang dividen terbesar untuk Danantara sekaligus BUMN kontributor pajak terbesar,” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI dipantau daring, Kamis (12/9).
Tidak hanya penerimaan negara, Simon menyebutkan bahwa jumlah pendapatan Pertamina sudah mencapai Rp 672 triliun hingga Juli 2025. Adapun untuk produksi migas di periode yang sama sudah lebih dari satu juta barel setara minyak per hari.
“Dan tingkat yield valuable kilang mencapai 84% Selain itu, kami menunjukkan komitmen terhadap target net zero emission tahun 2060 atau lebih cepat melalui produk Pertamina SAF,” ujarnya.
Dalam paparannya, Pertamina SAF memiliki kapasitas produksi 9000 barel per hari, dengan komposisi terdiri atas 2-3% dari minyak jelantah.
Kinerja 2024
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) yang terselenggara pada Juni lalu, Pertamina mencatatkan pendapatan sepanjang 2024 sebesar US$ 75,33 miliar atau setara Rp 1.194 triliun, EBITDA senilai US$ 10,79 miliar setara Rp171,04 Triliun dan laba bersih senilai US$ 3,13 Miliar atau setara dengan Rp 49,54 triliun.
VP Corporate Communication PT Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan, kontribusi Pertamina kepada penerimaan negara juga terus meningkat, menjadi Rp 401,73 triliun baik dari pajak, PNBP maupun dividen.
“Pada 2024, total penyerapan produk dalam negeri (PDN) senilai Rp 415 triliun yang memberikan multiplier effect penyerapan tenaga kerja sebanyak 4,1 juta orang dan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Rp 702 Triliun yang berkontribusi terhadap peningkatan GDP tahun 2024,” ujar Fadjar dalam siaran pers, Kamis (12/6).
