Harga Minyak Mentah Indonesia Turun Imbas Pelemahan Permintaan Global

Mela Syaharani
15 September 2025, 15:42
Suasana dari kapal tongkang akomodasi (Barge 222) Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Rabu (15/6/2022). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memprediksi Indonesian Crude Price (ICP) mas
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Suasana dari kapal tongkang akomodasi (Barge 222) Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Rabu (15/6/2022). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memprediksi Indonesian Crude Price (ICP) masih akan mengalami kenaikan sepanjang tahun ini bahkan bisa mencapai 50 persen dari level 2021, dimana harga minyak dunia saat ini sudah mencapai sekitar 120 dolar Amerika per barel yang disebabkan konflik di Rusia dan Ukraina.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) Agustus 2025 sebesar US$ 66,07 per barel. Angka ini turun dari ICP Juli 2025 sebesar US$ 68,59 per barel. 

Penetapan ICP bulan ini tertuang pada Keputusan Menteri ESDM Nomor 304.K/MG.03/MEM.M/2025 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Agustus 2025 tanggal 10 September 2025.

Penurunan ICP dan harga minyak mentah utama di pasar internasional Agustus 2025 dipengaruhi oleh kombinasi peningkatan produksi Amerika Serikat (AS) dan OPEC+ (supply surplus) serta melemahnya permintaan minyak seiring berakhirnya summer driving season

“Potensi perlambatan ekonomi global akibat pengenaan tarif AS ke sejumlah negara juga berperan dalam memperlemah harga minyak mentah,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Laode Sulaeman dalam siaran pers, Senin (15/9).

Produksi Naik

Berdasarkan laporan OPEC,  produksi minyak mentah AS diprediksi meningkat sebesar 0,3 juta barel per hari (bph) menjadi 22,1 juta bph pada 2025.  Kenaikan produksi tersebut berasal dari peningkatan produktivitas sumur di seluruh shale basins.

Sementara produksi minyak Cina diproyeksikan naik 34 ribu bph secara tahunan menjadi 4,6 juta barel per hari. Kenaikan ini berasal dari produksi offshore di Teluk Bohai dan Laut Cina Selatan.

Laode mengatakan faktor lain yang memengaruhi penurunan harga minyak mentah Agustus 2025 adalah peningkatan pengenaan tarif impor AS kepada India menjadi 50% sejak 27 Agustus 2025.

"Hal ini karena India tetap melakukan impor minyak dari Rusia, yang membuat pasar khawatir akan stabilitas ekonomi India sebagai salah satu negara konsumen minyak,” ujar Laode.

Selain itu, penurunan harga minyak dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar yang disebabkan rencana Presiden AS memberhentikan Gubernur Federal Reserve AS (The Fed). Hal ini berpotensi mengakhiri independensi The Fed sehingga kemampuan Bank Sentral AS dalam menjaga stabilitas harga melemah. 

Adapun perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada Agustus 2025 dibandingkan Juli 2025 mengalami penurunan, sebagai berikut:

- Dated Brent turun sebesar US$ 2,78/barel dari US$ 70,99/bbl menjadi US$ 68,21/barel.

- WTI (Nymex) turun sebesar US$ 3,22/barel dari US$ 67,24/bbl menjadi US$ 64,02/barel.

- Brent (ICE) turun sebesar US$ 2,29/barel dari US$ 69,55/barel menjadi US$ 67,26/barel.

- Basket OPEC turun sebesar US$ 1,26/barel dari US$ 70,95/barel menjadi US$ 69,69/barel. 

- Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar US$ 2,52/barel dari US$ 68,59/barel menjadi US$ 66,07/barel.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...