Bahlil Sebut Semua SPBU Swasta Sepakat Impor BBM Lewat Pertamina

Mela Syaharani
19 September 2025, 16:52
BBM
Kementerian ESDM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan seluruh badan usaha pemilik SPBU swasta telah sepakat untuk melakukan impor BBM melalui Pertamina. Langkah ini diambil untuk mengatasi kelangkaan stok BBM akibat pasokan SPBU swasta yang mulai menipis.

Bahlil menjelaskan keputusan ini merupakan hasil rapat antara Kementerian ESDM dan seluruh badan usaha SPBU swasta pada Jumat (19/9).

“Mereka setuju dan memang harus setuju untuk beli serta kolaborasi dengan Pertamina,” kata Bahlil dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (19/9).

Ia menegaskan, BBM termasuk cabang industri strategis yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945, cabang-cabang industri strategis itu dikuasai negara.

“SPBU swasta sudah diberikan kuota impor 110% dibandingkan 2024. Namun, dengan kondisi jatah tersebut sudah habis sebelum 31 Desember 2025, atas dasar itu pemerintah membuat keputusan untuk tetap dilayani dengan memberikan pasokan melalui kolaborasi dengan Pertamina,” katanya.

Rapat tersebut dihadiri perwakilan SPBU swasta seperti BP-AKR, Shell Indonesia, ExxonMobil, Vivo, serta Pertamina. Menurut Bahlil, impor melalui Pertamina ini merupakan impor baru, bukan berdasarkan stok yang tersedia di Pertamina.

“Syarat impornya itu harus bahan baku BBM (base fuel), artinya belum dicampur-campur. Jadi nanti pencampuran BBM akan dilakukan oleh masing-masing pemilik SPBU. Ini sudah disetujui dan ini solusi,” katanya.

Sepakati Standar Kualitas Impor

Selain itu, rapat juga menyepakati standar kualitas impor yang akan dijalankan. Proses pengadaan akan diawasi melalui mekanisme joint surveyor agar kualitas tetap terjaga.

Bahlil menambahkan, pemerintah juga memastikan keadilan harga dalam skema impor melalui Pertamina.

“Pemerintah ingin, sekalipun Pertamina yang diberikan tugas, namun juga ingin adil. Tidak boleh ada pihak yang dirugikan, baik swasta ataupun Pertamina harus sama-sama untung,” ujarnya.

Ia memastikan seluruh proses pengadaan stok BBM untuk SPBU swasta melalui Pertamina bersifat terbuka bagi semua perusahaan.

Bahlil juga menjelaskan kondisi ketersediaan BBM di Indonesia saat ini cukup untuk 18 hingga 21 hari. “Jadi tidak ada masalah menyangkut ketersediaan BBM,” katanya.

Adapun Pertamina Patra Niaga masih memiliki sisa kuota impor sebesar 34% atau sekitar 7,52 juta kiloliter. Jumlah itu cukup untuk memenuhi tambahan alokasi bagi SPBU swasta hingga Desember 2025 sebesar 571.748 kiloliter.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...