Vivo dan BP-AKR Batal Beli Base Fuel BBM dari Pertamina
Pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU Vivo dan BP-AKR batal membeli bahan baku atau base fuel BBM dari PT Pertamina. Keduanya sempat sepakat membeli BBM murni tersebut dari Pertamina.
Base fuel merupakan produk BBM yang belum dicampur dengan zat tambahan (aditif) dan pewarna. Nantinya, SPBU swasta mengolah base fuel tersebut sesuai dengan spesifikasi dan racikan masing-masing perusahaan. Penambahan zat aditif dan pewarna sesuai racikan masing-maing ini yang membedakan produk akhir BBM di SPBU swasta.
Pada pekan lalu, Vivo dan BP AKR sudah sepakat untuk membeli base fuel BBM. Vivo bahkan menyatakan akan menyerap 40 ribu barel.
“Ada dua yang berkenan yakni Vivo dan BP-AKR (semula sepakat). Setelah dua SPBU berdiskusi kembali dengan kami, Vivo membatalkan untuk melanjutkan dan akhirnya tidak disepakati,” kata Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR Ri, Rabu (1/10).
Ia menjelaskan BP AKR yang semula juga sepakat untuk membeli base fuel BBM dari Pertamina, belakangan ikut mundur.
Berdasarkan rapat bersama Kementerian ESDM pada 19 September, lima badan usaha SPBU swasta sempat menyatakan peluang untuk membeli base fuel dari pengadaan Pertamina. Hal ini untuk mengatasi kelangkaan stok BBM yang terjadi sejak Agustus. Keputusan ini lalu ditindaklanjuti dengan pembahasan antara Pertamina dengan masing-masing badan usaha swasta secara business to business.
Dia menyebut pembatalan pembatalan base fuel oleh Vivo dan BP AKR berkaitan dengan kandungan ethanol sebesar 3,5% pada base fuel yang tersedia di Pertamina. Namun, ia menegaskan bawah regulasi di Indonesia memperbolehkan kandungan etanol di BBM hingga mencapai 20%.
“Ini yang membuat teman-teman SPBU swasta tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut. Di mana konten itu sebetulnya masih masuk ambang yang diperkenankan oleh pemerintah,” ujarnya.
Kendati demikian, menurut dia, kedua SPBU swasta ini masih membuka peluang untuk menyerap pengadaan base fuel dari Pertamina jika pada pengadaan kargo yang kedua memiliki kualitas yang sesuai.
“Maksudnya, kontennya ini aman bagi karakteristik spesifikasi produk yang masing-masing. Karena ini beda-beda merek, beda spesifikasi,” kata dia.
Direktur VIVO Leonard Mamahit juga membenarkan jika perusahaan telah melakukan negosiasi dengan Pertamina terkait base fuel.
“Tapi terdapat beberapa hal teknis yang tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina sehingga apa yang sudah kami minta itu dengan terpaksa dibatalkan,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Namun, dia tidak menutup kemungkinan kami kerja sama ke depan jika permintaan mereka terkait spesifikasi base fuel BBM dapat dipenuhi Pertamina.
