Pemerintah Susun Mekanisme Khusus Alokasi BBM untuk SPBU Swasta di 2026

Mela Syaharani
3 Oktober 2025, 14:17
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman (kanan) memberikan paparan saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi XII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mine
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman (kanan) memberikan paparan saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi XII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa tidak ada perubahan kebijakan mendasar terkait penyediaan BBM di wilayah Indonesia.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah sedang menyusun mekanisme khusus terkait alokasi bahan bakar minyak (BBM) untuk SPBU swasta pada 2026. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Laode Sulaeman mengatakan badan usaha swasta saat ini sudah mengirimkan jumlah permintaan impor BBM untuk tahun depan.

“Nanti akan kami rapatkan dan siapkan suatu mekanisme yang pas, sehingga nanti kedepannya kami tidak menghadapi kondisi seperti sekarang,” kata Laode saat ditemui di kantor BPH Migas, Kamis (3/10).

Lima SPBU swasta mengalami kelangkaan pasokan BBM sejak Agustus 2025. Kondisi ini dialami oleh Shell Indonesia, Vivo, BP-AKR, AKR, dan Exxonmobil.

BP-AKR dan Shell Indonesia mengungkapkan bahwa mereka mendapatkan surat dari Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung pada 17 Juli 2025 yang menyatakan kuota impor bagi SPBU swasta tahun ini hanya 110% dari total penjualan 2024.

Laode tidak menjelaskan lebih lanjut, apakah tahun depan alokasi impor hanya dibatasi dengan tambahan 10% lagi atau tidak.

“(Untuk 2026) nanti ada mekanismenya, saya belum bisa bocorkan disini. Tapi intinya kami akan bahas khusus untuk 2026. Sekarang angka (permintaan) meningkat, kami belum tahu tambahan (impornya) berapa persen” ujarnya.

Dia menjelaskan pengajuan kuota impor BBM oleh badan usaha dilakukan setiap tahunnya, bukan per enam bulan atau tiga bulan.

Laode sebelumnya menjelaskan bahwa kebutuhan impor untuk SPBU swasta hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 571.568 kiloliter (KL). Kebutuhan tersebut mencakup lima badan usaha dan berbagai jenis minyak bensin. 

Jumlah ini berada di luar alokasi kuota impor 110% yang sebelumnya telah ditetapkan pemerintah, yakni sebesar 776.248 KL untuk tahun ini. Secara umum, realisasi impor BBM badan usaha swasta saat ini sudah berada di atas 98%.

Di saat yang bersamaan, Pertamina Patra Niaga masih memiliki sisa kuota impor sebesar 34% atau sekitar 7,52 juta kiloliter, yang cukup untuk memenuhi tambahan alokasi bagi SPBU swasta hingga Desember 2025 sebesar 571 ribu kiloliter.

Berikut rincian impor sampai kebutuhan hingga akhir 2025:

PT Shell Indonesia (Shell)

Kuota impor 110% dan realisasi saat ini: 

  • Minyak Bensin RON 92: 329.704 KL (realisasi 99,94%)
  • Minyak Bensin RON 95: 119.601 KL (realisasi 99,66%)
  • Minyak Bensin RON 98: 38.674 KL (realisasi 99,77%)

Prognosa kebutuhan 2025:

  • Minyak Bensin RON 92: 570.961 KL
  • Minyak Bensin RON 95: 240.668 KL
  • Minyak Bensin RON 98: 61.808 KL

Kebutuhan pasokan tambahan hingga akhir 2025:

  • Minyak Bensin RON 92: 241.257 KL
  • Minyak Bensin RON 95: 121.067 KL
  • Minyak Bensin RON 98: 23.134 KL

PT Aneka Petroindo Raya (BP-AKR)

Kuota impor 110% dan realisasi saat ini: 

  • Minyak Bensin RON 92: 97.107 KL (realisasi 99,26%)
  • Minyak Bensin RON 95: 11.863 KL (realisasi 98,78%)

Prognosa kebutuhan 2025:

  • Minyak Bensin RON 92: 190.854 KL
  • Minyak Bensin RON 95: 25.695 KL

Kebutuhan pasokan tambahan hingga akhir 2025:

  • Minyak Bensin RON 92: 93.747 KL
  • Minyak Bensin RON 95: 13.832 KL

PT Vivo Energy Indonesia (Vivo)

Kuota impor 110% dan realisasi saat ini:

  • Minyak Bensin RON 90: 18.642 KL (realisasi 99,95%)
  • Minyak Bensin RON 92: 60.857 KL ( realisasi 99,48%)
  • Minyak Bensin RON 95: 7.302 KL (realisasi 99,15%)

Prognosa kebutuhan 2025:

  • Minyak Bensin RON 90: 49.849 KL
  • Minyak Bensin RON 92: 76.782 Kl
  • Minyak Bensin RON 95: 8.608 Kl

Kebutuhan pasokan tambahan hingga akhir 2025:

  • Minyak Bensin RON 90: 31.207 KL
  • Minyak Bensin RON 92: 15.925 KL
  • Minyak Bensin RON 95: 1.306 KL

PT AKR Corporindo (AKR)

Kuota impor 110% dan realisasi saat ini:

  • Minyak Bensin RON 92: 9400 KL (realisasi 98,77%)

Prognosa kebutuhan 2025: 19.798 KL

Kebutuhan pasokan tambahan hingga akhir 2025: 10.398 KL

PT Exxonmobil Lubricants Indonesia

Kuota impor 110% dan realisasi saat ini: 

  • Minyak Bensin RON 92: 83.098 KL (realisasi 76,11%)

Prognosa kebutuhan 2025: 102.973 KL

Kebutuhan pasokan tambahan hingga akhir 2025: 19.875 KL

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...