ESDM Kembali Panggil Pertamina dan SPBU Swasta, Negosiasi soal Base Fuel BBM
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan melaksanakan kembali rapat bersama Pertamina Patra Niaga dan badan usaha pemilik SPBU swasta sore ini, Jumat (3/10). Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Laode Sulaeman mengatakan rapat tersebut bertujuan dalam rangka negosiasi antar pihak terkait kelangkaan pasokan BBM SPBU swasta.
Dia menyebut belum ada informasi terbaru soal kesepakatan antar badan usaha. “Informasi kesepakatan akan secara lengkap saya dapatkan pada saat rapat nanti sore, 15.30 di Ditjen Migas,” katanya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (3/10).
Laode juga menanggapi terkait risiko seperti apa jika Pertamina dan badan usaha swasta tidak kunjung mencapai kesepakatan terkait pengadaan impor base fuel BBM melalui Pertamina.
Base fuel merupakan produk BBM yang belum dicampur dengan zat tambahan (aditif) dan pewarna. Nantinya, SPBU swasta mengolah base fuel tersebut sesuai dengan spesifikasi dan racikan masing-masing perusahaan. Penambahan zat aditif dan pewarna sesuai racikan masing-masing ini yang membedakan produk akhir BBM di SPBU swasta.
“Ya ini pilihan ya, maksudnya mau kosong sampai akhir tahun atau mau ada yang disepakati. Tapi nanti (hasil keputusan) pastinya sore hari. Pertamina dan badan usaha swasta juga sudah melakukan pembicaraan lagi sejak beberapa hari lalu. Tapi hasilnya saya belum tahu, makanya saya undang rapat,” ujarnya.
Pertamina sebelumnya telah mendatangkan satu kargo berisi 100 ribu barel base fuel pekan lalu. Namun pengelola SPBU Vivo dan BP-AKR batal membeli bahan baku atau base fuel BBM dari PT Pertamina. Padahal Keduanya sempat sepakat membeli BBM murni tersebut, Vivo bahkan menyatakan akan menyerap 40 ribu barel.
Laode menyebut base fuel yang tidak dibeli swasta akan tetap terpakai oleh Pertamina. “Makanya kan disampaikan bahwa kelangkaan itu tidak akan terjadi, karena sebenarnya (pasokan) itu ada, hanya saja ada yang maunya ini itu. Tapi kalau Pertamina itu tidak akan kehabisan (pasokan),” ucapnya.
Dia juga menyampaikan kargo base fuel kedua milik Pertamina sudah tiba pada di Jakarta. Jumlah kapasitasnya sama seperti kargo pertama, yakni 100 ribu barel.
“Kalau informasi dari Pertamina kan (sampai) tanggal 2. Berarti sudah masuk kemarin,” katanya.
