Bahlil Bertemu Pengurus Muhammadiyah, Bahas Izin Tambang
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia hari ini telah menyelenggarakan pertemuan bersama pengurus organisasi masyarakat (ormas) Muhammadiyah. Pertemuan tersebut di antaranya membahas pengelolaan tambang.
“Saya kan sering bersilaturahmi baik dengan Nahdlatul Ulama (NU) maupun Muhammadiyah,” kata Bahlil saat ditemui usai acara Indonesia International Sustainability Forum 2025, Jumat (10/10).
Selain silaturahmi, pertemuan tersebut membahas pula terkait pengelolaan tambang bagi organisasi masyarakat keagamaan (ormas). Saat ini pemerintah sudah memberikan wilayah tambang kepada NU, sementara dengan muhammadiyah belum mendapatkan jatah.
“Iya sedikit (bahas tambang ormas), saya kan sebagai pemuda Islam boleh dong silaturahmi dengan NU, Muhammadiyah atau yang lain juga,” ujarnya.
Muhammadiyah Belum Dapat Jatah
Pada Juli lalu, Bahlil mengatakan pihaknya sedang mengkaji kembali terkait pemberian lahan atau konsesi tambang batu bara bagi ormas keagamaan Muhammadiyah. Pasalnya hingga saat ini, pemerintah belum memutuskan lokasi tambang yang pas untuk organisasi keagamaan tersebut.
Pemerintah pada awal 2025 sudah memutuskan untuk memberikan lahan tambang bekas perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) yang sebelumnya dikelola oleh Adaro.
“Muhammadiyah itu kan sudah kami dorong (mengelola lahan bekas Adaro), tapi kami lagi mengkaji kembali. Harus kami kasih lahan yang bagus, jangan sampai jelek. Kalau sampai kurang bagus kan sayanya tidak adil. Sedang kami carikan yang bagus,” kata Bahlil saat ditemui di kantornya, Selasa (22/7).
Dia menyebut timnya juga sudah mengecek lapangan terkait konsesi tambang untuk ormas keagamaan. Berdasarkan hasil pengecekan, data sementara yang diterimanya bahwa penentuan lahan tambang masih perlu pendalaman.
“Kami ingin memberi yang bagus, punya NU kan bagus, Muhammadiyah juga harus yang bagus supaya niat baik kami sejalan dengan apa yang eksekusinya,” ujarnya.
