Harga Minyak Mentah Indonesia ICP Naik Tipis Jadi US$ 66,81 per Barel

Mela Syaharani
17 Oktober 2025, 09:55
icp, harga minyak mentah indonesia,
ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Kilang Minyak Putri Tujuh milik Pertamina UP II Dumai dalam proses perbaikan pasca-kejadian salah satu turbin penggerak kelistrikannya mengalami kerusakan di Dumai, Riau, Rabu (11/12/2019).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) naik tipis dari Agustus US$ 66,07 per barel menjadi US$ 66,81 per barel per September.

“Perubahan kenaikan ICP September 2025 serta Brent (ICE) dan Basket OPEC, dipengaruhi oleh peningkatan risiko geopolitik Rusia - Ukraina yang menyebabkan kekhawatiran gangguan pasokan,” kata Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM Laode Sulaeman dalam siaran pers, dikutip Jumat (17/10).

Penetapan itu tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 336.K/MG.03/MEM.M/2025 tentang harga minyak mentah September, yang ditandatangani pada 8 Oktober. 

Ketegangan dua negara itu masih berlangsung. Ukraina menyerang 20 kilang Rusia sejak Juni yang menyebabkan 17% kilang tidak bisa beroperasi.

Kenaikan ICP juga dipengaruhi oleh ajakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Uni Eropa agar memberikan tarif 100% kepada Cina dan India guna meningkatkan biaya ekonomi. Trump juga mengajak Eropa untuk menekan Rusia agar perang dengan Ukraina bisa berakhir.

“Faktor lain yang memengaruhi kenaikan ICP, Brent dan Basket OPEC pada September yakni peningkatan risiko geopolitik di Timur Tengah,” ujar Laode.

Risiko itu muncul karena Amerika Serikat berkomitmen untuk lanjut memberikan sanksi kepada Iran. Selain itu, kecaman dari Qatar dan Arab Saudi kepada Israel, dengan memberi label ‘State Terrorism’.

Selain kondisi geopolitik global, kenaikan ICP dipengaruhi oleh revisi badan energi internasional (IEA) terkait kenaikan tingkat pertumbuhan permintaan minyak tahun ini. Jumlahnya mencapai 680 ribu barel per hari merujuk pada laporan bulan lalu, namun naik menjadi 740 ribu barel per hari.

Pada saat yang sama, beberapa harga minyak mentah utama Internasional pada September seperti Dated Brent dan WTI (Nymex), turun. Perkembangan harganya pada September dibandingkan Agustus, sebagai berikut:

  • Dated Brent turun US$ 0,19/bbl dari US$ 68,21/bbl menjadi US$ 68,02/bbl.
  • WTI (Nymex) turun US$ 0,49/bbl dari US$ 64,02/bbl menjadi US$ 63,53/bbl.
  • Brent (ICE) naik US$ 0,31/bbl dari US$ 67,26/bbl menjadi US$ 67,58/bbl.
  • Basket OPEC naik US$ 0,72/bbl dari US$ 69,73/bbl menjadi US$ 70,45/bbl.
  • Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia naik US$ 0,73/bbl dari US$ 66,07/bbl menjadi US$ 66,81/bbl.

Menurut Laode, penurunan harga Dated Brent dan WTI (Nymex) dipengaruhi oleh peningkatan pasokan dari organisasi negara pengekspor minyak terbesar dunia dan sekutunya alias OPEC+ 137 ribu barel per hari. 

Untuk kawasan Asia Pasifik, perubahan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh Crack Naphtha Asia yang tetap menguat, terutama didorong oleh rencana perawatan besar sejumlah kilang di Timur Tengah. Selain itu, terdapat potensi peningkatan permintaan minyak di India pasca berakhirnya musim hujan (monsoon season).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...