Pertamina Perluas Peta Jalan NZE, Fokus Kendalikan Emisi di Seluruh Bisnisnya

Mela Syaharani
13 November 2025, 10:24
pertamina nze
Dok. Pertamina
PT Pertamina (Persero)/.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pertamina sedang memperluas peta jalan menuju emisi nol bersih atau net zero emission. Hal ini dilakukan untuk mencapai target NZE 2060 atau lebih cepat.

Perluasan ini juga bertujuan mendukung visi Asta Cita Pemerintah Indonesia yang menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan mengejar target NZE. Jika sebelumnya fokus pengurangan emisi mencakup hanya emisi langsung (Scope 1) dan emisi tidak langsung dari energi yang dibeli (Scope 2), kini Pertamina menambahkan Scope 3 yang mencakup pengukuran dan pengendalian emisi dari seluruh rantai bisnis.

“Kami menambahkan Scope 3 untuk memastikan seluruh rantai bisnis energi kami berkontribusi terhadap pengurangan emisi,” ujar Direktur Transformasi & Keberlanjutan Bisnis PT Pertamina (Persero) Agung Wicaksono dalam siaran pers, dikutip Kamis (13/11).

Agung mengatakan Pertamina sudah dan sedang mengembangkan strategi NZE di seluruh anak perusahaan dan lini bisnis, dengan menyelaraskan keunggulan operasional dengan tujuan iklim nasional. Upaya dekarbonisasi juga dihasilkan dari bisnis Pertamina NRE dengan pemanfaatan pembangkit listrik hijau untuk operasional seperti pembangkit tenaga surya, panas bumi, biogas, sampah, hidro, dan angin. "Pada saat bersamaan mendukung ekosistem EV (kendaran listrik), mengembangkan hidrogen dan amonia hijau,” katanya

Pada lini bisnis hulu, perusahaan menjalankan efisiensi energi, serta pengurangan metana dan flare loss. Pertamina juga meningkatkan portofolio hulu serta mengembangkan sistem penangkapan karbon (CCS/CCUS) dan berbasis alam.

PT Pertamina Hulu Energi sebagai subholding upstream Pertamina, terus memacu pengembangan 13 proyek CCS/CCUS dengan potensi penyimpanan karbon mencapai 7,3 giga ton (GT). Perusahaan juga menargetkan pengembangan klaster bisnis CCS/CCUS dengan kapasitas hulu-hilir (end-to-end/E2E) sekitar 60 metrik ton per tahun (MTPA).

“CCUS/CCS Indonesia berpotensi menjadi pemimpin di Asia Tenggara dengan mengatasi emisi di ‘sektor-sektor yang sulit dikurangi. Ini menjadi resep utama dekarbonisasi di sektor hulu migas bagi Pertamina, potensinya bisa berkontribusi mendukung target penurunan emisi 68% dari sektor energi pada 2030,” ucapnya.

Pada sektor bisnis pengolahan, Pertamina juga memproduksi biofuel (Hydrotreated Vegetable Oil, Pertamax Green dan Sustainable Aviation Fuel/SAF), bahan baku rendah karbon (UCO, CPO), dan Amonia Biru.

Pada bisnis gas, perusahaan menjaga tata kelola biaya transmisi, kompresor elektrifikasi, dan menggunakan bahan bakar rendah karbon untuk armada, sekaligus menghasilkan bio-LNG, campuran hidrogen, gas alam, biomethane, hidrogen, dan transportasi amonia.

Pada sektor pemasaran dan niaga, dekarbonisasi dilakukan dengan distribusi bahan bakar rendah karbon seperti biodiesel, bioetanol, SAF, perluasan stasiun energi hijau, serta berpartisipasi pada pasar karbon.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...