Penjualan Pertamax Turbo Naik 76%, Pertamina Buka Opsi Tambah Impor

Mela Syaharani
18 November 2025, 11:16
Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax ke mobil di SPBU Pertamina Rest Area KM 14B, Kota Tangerang, Banten, Selasa (18/3/2025). PT Pertamina Patra Niaga memprediksi menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah akan ada kenaikan permin
ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/nz
Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax ke mobil di SPBU Pertamina Rest Area KM 14B, Kota Tangerang, Banten, Selasa (18/3/2025). PT Pertamina Patra Niaga memprediksi menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah akan ada kenaikan permintaan BBM untuk jenis Pertamax sebesar 16,9 persen, Pertalite sebesar 11,4 persen, Pertamax Turbo 15 persen, Pertamax Green 93,3 persen dan Dex 3,2 persen.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pertamina Patra Niaga mengatakan pada tahun ini terjadi kenaikan penjualan produk bahan bakar minyak (BBM) Pertamax Turbo sebanyak 76% dibandingkan 2024. Pertamax Turbo merupakan jenis BBM non-subsidi beroktan tinggi yaitu 98%, yang diproduksi Pertamina.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo mengatakan perusahaan akan menambah pasokan untuk memenuhi kebutuhan permintaan tersebut. Hal ini akan dilakukan melalui dua cara, baik melalui produksi kilang dalam negeri ataupun pengadaan impor. 

Ega menyebut kinerja kilang saat ini sudah berada di titik maksimal. Perusahaan akan memasok produk tersebut melalui impor ketika kebutuhan Pertamax Turbo sudah tidak bisa dipenuhi oleh kilang.

“Pengadaan impor ini tentunya memerlukan waktu, saat ini kargo impor (Pertamax Turbo) sedang menuju ke Indonesia dan beberapa wilayah mudah-mudahan segera terisi (pasokannya) Pertamax Turbo,” kata Ega dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Senin (18/11).

Ditemui secara terpisah, Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun mengatakan saat ini jumlah konsumsi Pertamax Turbo sudah mencapai 300 ribu kilo liter (kl). Dia menyebut target penjualan perusahaan untuk produk ini hanya 170 ribu kl per tahun.

Roberth menyampaikan peningkatan penjualan ini merupakan hal positif. “Baik dari sisi literasi konsumen, daya beli konsumen, ataupun bagaimana konsumen melihat kualitas produk. Masyarakat sudah tidak mementingkan mana BBM paling murah kan, tapi lebih kepada kualitas BBM yang sesuai dengan kendaraannya,” kata Roberth saat ditemui di DPR RI.

Dia mengatakan karena Pertamax Turbo bukan barang subsidi, maka perusahaan akan berusaha untuk memenuhi seluruh permintaannya. Berbeda dengan jenis BBM subsidi yang memang kuotanya sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...