Harga Minyak Mentah Indonesia Turun Jadi US$ 62,83 Imbas Penguatan Dolar AS

Mela Syaharani
16 Desember 2025, 19:37
Suasana dari kapal tongkang akomodasi (Barge 222) Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Rabu (15/6/2022). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memprediksi Indonesian Crude Price (ICP) mas
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Suasana dari kapal tongkang akomodasi (Barge 222) Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Rabu (15/6/2022). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memprediksi Indonesian Crude Price (ICP) masih akan mengalami kenaikan sepanjang tahun ini bahkan bisa mencapai 50 persen dari level 2021, dimana harga minyak dunia saat ini sudah mencapai sekitar 120 dolar Amerika per barel yang disebabkan konflik di Rusia dan Ukraina.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) pada November 2025 sebesar US$ 62,83 per barel. Angka ini turun US$ 0,8 per barel dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 63,62 per barel.

Penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional diakibatkan peningkatan nilai tukar mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia.

Besaran ICP November 2025 ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 416.K/MG.03/MEM.M/2025 yang ditetapkan pada tanggal 10 Desember 2025.

“Dampak peningkatan nilai tukar Dolar AS tersebut, menyebabkan investor mengalihkan investasi ke pasar uang,” kata Direktur Jenderal Migas Laode Sulaeman dalam siaran pers, Selasa (16/12).

Di saat yang sama, dia menyampaikan, penurunan ICP November disebabkan oleh kekhawatiran kelebihan pasokan minyak mentah dunia, antara lain adanya kesepakatan OPEC+ yang merencanakan peningkatan suplai Desember 2025 sebesar 137 ribu barel per hari. OPEC+ merupakan organisasi negara pengekspor minyak dunia dan sekutunya.

Berdasarkan laporan OPEC November 2025, produksi minyak mentah non-OPEC+ diperkirakan meningkat sekitar 900 ribu barel per hari pada 2025 menjadi rata-rata 54,1 Juta barel per hari. Pertumbuhan produksi diproyeksikan berasal dari Brasil, Kanada, AS, dan Argentina. 

Sementara itu jumlah produksi minyak mentah OPEC+ pada Oktober 2025 rata-rata sebesar 43,02 juta barel per hari. International Energy Agency (IEA) melaporkan pada publikasi November 2025, persediaan minyak global melonjak sebesar 77,7 juta barel atau 2,6 juta barel per hari (dari publikasi bulan sebelumnya sebesar 7.909 juta barel). 

Angka ini mencapai level tertinggi sejak Juli 2021. Pasokan minyak dunia diproyeksikan meningkat sebesar 3,1 juta barel per hari pada 2025 dengan rata-rata tahunan sebesar 106,3 juta barel per hari.

“Faktor lain yang mempengaruhi penurunan ICP adalah potensi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Dipandang dapat meringankan sanksi terhadap Rusia dan meningkatkan pasokan minyak mentah, serta menurunkan harga minyak mentah dunia,” ujarnya.

Selain faktor-faktor tersebut, perubahan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh penurunan harga. Arab Saudi menurunkan harga minyak mentahnya bagi pembeli Asia pada Desember 2025, rata-rata sebesar US$ 1,20-1,40 per barel, sehubungan dengan terpenuhinya kebutuhan pasar seiring peningkatan produksi OPEC+. 

Berikut perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada November 2025 dibandingkan Oktober 2025: 

  • Dated Brent turun sebesar US$ 1,10/ barel (bbl) dari US$ 64,75/bbl menjadi US$ 63,65/bbl.
  • WTI (Nymex) turun sebesar US$ 0,59/bbl dari US$ 60,07/bbl menjadi US$ 59,48/bbl.
  • Brent (ICE) turun sebesar US$ 0,29/bbl dari US$ 63,95/bbl menjadi US$ 63,66/bbl.
  • Basket OPEC turun sebesar US$ 0,67/bbl dari US$ 65,14/bbl menjadi US$ 64,47/bbl. 
  • Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar US$ 0,80/bbl dari US$ 63,62/bbl menjadi US$ 62,83/bbl.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...