Pemerintah Amankan 120 Kargo LNG untuk Pasokan Semester I 2026
Pemerintah telah menyiapkan 120 kargo gas alam cair (LNG) untuk memenuhi kebutuhan selama semester 1 2026. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Djoko Siswanto menyebut jumlah tersebut dialokasikan baik untuk domestik dan ekspor.
Djoko tidak merincikan lebih lanjut berapa alokasi masing-masing kebutuhan LNG dalam negeri dan ekspor. “LNG periode Januari-Juni (2026) sudah aman, sekitar 120 kargo,” kata kata Djoko saat ditemui di Kantor Pertamina Hulu Rokan, Riau, Selasa (23/12).
Senada, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya juga memastikan pasokan LNG di paruh pertama 2026 telah aman.
Pemerintah memang baru mengatur alokasi LNG pada semester pertama 2026, untuk jumlah semester kedua tahun depan belum diputuskan. Hal ini dilakukan sebab pada 2025 kebutuhan LNG mengalami perubahan. Bahlil tidak memprediksi bahwa pertumbuhan konsumsi LNG Indonesia begitu tinggi.
“Pada saat kami melakukan kontrak dengan KKKS, sebagian memang diekspor sebab mereka membutuhkan pembeli yang pasti. (Pada 2025) setiap 2 bulan sekali kami melakukan penyesuaian,” kata Bahlil di kantornya, Jumat (19/12).
Meski ada kargo LNG yang diekspor, dia tetap memastikan terpenuhinya kebutuhan dalam negeri. Hal ini sesuai dengan perintah Presiden Prabowo Subianto terkait kedaulatan energi dan isi pasal 33 UUD 1945 bahwa kekayaan negara harus dimanfaatkan terlebih dahulu bagi kepentingan rakyat.
“(Alokasi LNG) untuk periode Juli-Desember sedang kami rancang. Nanti kami akan umumkan lagi,” ujarnya.
Prediksi Kebutuhan LNG PGN 2026
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mencatat perusahaan memerlukan 19 kargo LNG untuk memenuhi kebutuhan perusahaan pada tahun depan. LNG ini nantinya akan melalui proses regasifikasi sebelum disalurkan kepada pelanggan.
“Saat ini kami sudah dapat mengamankan 14 kargo LNG,” kata Arief dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Senin (17/11).
Kebutuhan kargo LNG bagi PGN berfungsi sebagai sumber gas di tengah menurunnya pasokan yang berasal dari hulu. Hal ini terjadi akibat penurunan alami dari sumber-sumber produksi gas yang memang sudah tua.
Arief mengatakan, terpenuhinya 14 kargo ini berasal dari alokasi gas yang diberikan oleh Kementerian ESDM serta SKK Migas.
Sementara itu, 5 kargo kebutuhan lainnya masih dalam proses pembahasan bersama Kementerian ESDM dan SKK Migas. Dia mengatakan saat ini PGN menguasai mayoritas atau 95% dari keseluruhan infrastruktur gas di Indonesia. Adapun 5% lainnya dikuasai oleh pihak swasta.
