Gula Mentah Impor 1,4 Juta Ton dari Dua Negara Masuk RI Pekan Depan
Indonesia akan kedatangan 1,4 juta ton gula mentah (raw sugar) impor dari Thailand dan Australia. Gula mentah akan diolah menjadi Gula Kristal Rafinasi (GKR) dan didistribusikan ke industri makanan dan minuman.
Ketua Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Bernardi Dharmawan mengatakan gula mentah tersebut segera sampai. "Estimasi minggu depan sudah dapat mulai berproduksi," kata dia kepada katadata.co.id, Jumat (7/2).
Saat ini, sembilan pabrik milik anggota asosiasi berhenti beroperasi lantaran menunggu proses impor gula mentah.
(Baca: Menanti Impor, Stok Bawang Putih Nasional Hanya Cukup hingga Maret)
Bernardi menjelaskan, Persetujuan Impor (PI) gula mentah untuk delapan perusahaan telah diterbitkan pada 31 Januari, sedangkan tiga perusahaan lainnya mendapatkan PI pada 5 Februari lalu. PI tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan.
Kuota impor tersebut berlaku untuk semester I 2020. Adapun sepanjang 2020, kuota impor raw sugar untuk industri mencapai 3,2 juta ton.
Adapun kebutuhan GKR industri makanan dan minuman meningkat untuk kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri. Selama bulan puasa, kebutuhan GKR diprediksi meningkat 10-20% dibandingkan rata-rata per bulan yaitu 266 ribu ton.
(Baca: Tiongkok Protes Larangan Impor & Terbang, Jokowi: Kepentingan RI No. 1)
Sepanjang tahun lalu, total kuota impor gula mentah sebesar 2,8 juta ton. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, realisasi impor gula mentah untuk industri rafinasi mencapai 3,37 juta ton dari kuota 3,6 juta ton pada 2018. Dengan demikian, realisasi impor mencapai 93%.
Sebagai informasi, perusahaan anggota AGRI yakni Angels Products, Jawamanis Rafinasi, Sentra Usahatama Jaya, Permata Dunia Sukses Utama, dan Dharmapala Usaha Jaya. Kemudian, Sugar Labinta, Duta Sugar International, Makassar Tene, Berkah Manis Makmur, Andalan Furnindo, dan Medan Sugar Industry.