Senjakala General Motors, Produsen Otomotif Pertama di Indonesia

Hari Widowati
30 Oktober 2019, 19:20
alasan Chevrolet tutup, Chevrolet hengkang dari Indonesia, General Motors Indonesia, pabrik otomotif bangkrut, Chevrolet Spin, Chevrolet Captiva, berita terkini hari ini
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Suasana salah satu dealer mobil Chevrolet di Jakarta, Selasa (29/10/2019). Perusahaan otomotif asal Amerika Serikat, General Motors (GM) memutuskan berhenti menjual mobil Chevrolet di Indonesia mulai Maret 2020.

General Motors Indonesia (GMI), agen pemegang merek Chevrolet, resmi berpamitan. Perusahaan akan menghentikan penjualan kendaraan baru di Indonesia pada akhir Maret 2020.

Kabar dari GM ini menambah panjang daftar perusahaan otomotif yang menutup bisnisnya di Indonesia. Februari lalu, Nissan Motor Indonesia (NMI) mengumumkan penutupan satu pabriknya di Karawang, Jawa Barat. Pabrik yang ditutup adalah pabrik yang digunakan untuk memproduksi mobil Nissan Livina.

Nissan memutuskan mengalihkan produksi model baru Livina ke pabrik Mitsubishi Indonesia di Greenland International Industrial Center (GIIC), Bekasi. Hal ini dimungkinkan lantaran induk usaha keduanya beraliansi.

Pada 2016, Ford Motors menutup 44 dealer di Indonesia dan memangkas 500 pekerja. Juru Bicara Ford Neal McCarthy mengatakan, Ford sulit bersaing tanpa adanya fasilitas produksi di dalam negeri. Selain itu, pangsa pasar Ford juga hanya di bawah 1% sehingga perusahaan sulit mempertahankan keuntungannya.

(Baca: Menyusul Ford, General Motors Resmi Hengkang dari Indonesia Maret 2020)

GM Bangun Pabrik Otomotif Pertama di Indonesia

Sejarah GM dan Chevrolet di Indonesia dimulai pada 1927. Pada saat itu, Chevrolet dinilai sebagai produk otomotif yang berkualitas dari Amerika Serikat (AS) sehingga banyak digunakan oleh pemerintah Hindia Belanda. Berbagai model yang digemari, antara lain Deluxe Roadster 1932, Suburban Carry-All, hingga mobil truk wagon.

Seiring peningkatan permintaan dari konsumen, GM mendirikan pabrik perakitan otomotif pertama di Indonesia pada 1938. Pabrik bernama NV General Motors Java Handel Maatschappij (NVGMJHM) itu berada di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Ketika Jepang masuk dan menjajah Indonesia, NVGMHJM berhenti berproduksi. Pasalnya, Jepang meminta seluruh aktivitas ekonomi dilakukan untuk mendukung kemenangan Jepang dalam Perang Dunia II.

Setelah Indonesia merdeka, pabrik tersebut dilepas GM pada pertengahan 1950-an setelah mobil-mobil Jepang menyerbu masuk. Pabrik tersebut akhirnya berubah nama menjadi Gaya Motor dan dibeli oleh Astra. Pabrik inilah yang digunakan untuk memproduksi mobil merek Toyota.

PENJUALAN CHEVROLET DI INDONESIA AKAN DISTOP
PENJUALAN CHEVROLET DI INDONESIA AKAN DISTOP (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)



Pada era 1980-an, produk GM yang berjaya di Indonesia adalah Chevrolet Trooper. Melihat iklim bisnis kembali kondusif, GM membentuk perusahaan patungan bernama GM Indonesia dengan porsi kepemilikan saham 60% untuk GM dan Garmak Motor 40% pada 1993.

Perseroan pun membangun pabrik di Bekasi, Jawa Barat. Empat tahun kemudian, GM mengambil alih seluruh saham milik Garmak Motor sehingga kepemilikannya di GM Indonesia menjadi 100%.

Produk GM yang dikenal pada era 1990-an adalah kendaraan penumpang Opel Vectra dan sport utility vehicle (SUV) Opel Blazer. Opel merupakan merek dari produk-produk anak perusahaan GM di Jerman.

Menurut Kompas.com, Blazer merupakan model yang dibuat di tiga negara. Komponennya dibuat di Jerman, mesin 2.200 cc dibuat oleh Holden di Australia, sedangkan desainnya versi Amerika Serikat (AS). Sejak September 2002, Opel bersalin nama menjadi Chevrolet dan logo petir yang dimilikinya berubah menjadi logo dasi kupu-kupu.

(Baca: Chevrolet Hengkang dari Indonesia, BKPM Perbaiki Iklim Investasi)

Halaman:

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...